News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gunung Anak Krakatau Erupsi, Kolom Abu Teramati 50 Meter di Atas Puncak

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018).

Letusan ini mengakibatkan terjadinya tsunami Selat Sunda yang meluluhlantakkan sebagian wilayah pesisir Lampung Selatan.

Terutama di Kecamatan Kalianda dan Rajabasa.

Baca: Tiga Warga Tiongkok Hilang saat Menyelam, Diduga Terseret Arus Selat Sunda 

Baca: Catat, Kementerian ESDM Buka 187 Formasi CPNS, Ini Dokumen Persyaratannya

Pascaerupsi, ketinggian Gunung Anak Krakatau yang semula 310 mdpl, kini terpangkas menjadi 157 mdpl.

Saat itu, sebagian badan gunung longsor ke laut sehingga memicu tsunami.

Gunung Krakatau memiliki sejarah letusan dahsyat pada 1883 silam.

Sebagian besar badan gunung yang memiliki tiga puncak kala itu habis dan memicu terjadinya tsunami besar di Selat Sunda.

Pada tahun 1927, muncul gunung baru yang kini dinamai Gunung Anak Krakatau di permukaan Selat Sunda.

Dua Kali Meletus pada Agustus 2019

Aktivitas Gunung anak Krakatau (GAK) yang berada di selat Sunda terpantau normal.

Tetapi masih terpantau adanya gempa hembusan dan gempa mikro tremor.

Menurut penanggungjawab pos pantau GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan, Andi Suardi.

Dari data magma VAR (vulcano activity report) masih tercatat adanya gempa hembusan sebanyak 24 kali dengan amplitudo 15-40 mm dan durasi 12-22 detik.

Juga termati adanya gemp vulkanik dangkal sebanyak 1 kali dengan amplitudo 8 mm dengan durasi 5 detik.

Dan untuk gempa mikro tremor (tremor menerus) termatai dengan amplitudo 2-40 mm (dominan 20 mm).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini