News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ikan Kerapu Milik Petani Keramba di Aliran Sungai Cunda Lhokseumawe

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ikan kerapu yang mati dalam keramba di Sungai Cunda, Lhokseumawe.

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Saiful Bahri

TRIBUNNEWS.COM, LHOKSEUMAWE –  Seribuan ikan kerapu milik 30-an petani Keramba di aliran sungai Cunda,  Lhokseumawe mati mendadak.

Ikan dengan berbagai umur tersebut, Senin (6/1/2020) sore hingga Selasa (7/1/2020) pagi.

Sedangkan kejadian ini, merupakan rangkaian kejadian yang sudah terjadi sejak April 2019 lalu.

Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Pangan Kota Lhokseumawe, M Rizal,kepada Serambinews.com mengakui, telah mendapatkan laporan dari para petani.

Terkait ikan mereka yang sering mati di keramba aliran Sungai Cunda.

Menindaklanjuti laporan dari para petani di sana, kata M Rizal, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, Aceh Besar.

Sehingga dipastikan, tim ahli dari BPBAP akan turun ke Lhokseumawe.

Untuk melakukan pemeriksaan langsung di lokasi kejadian.

"Bila tidak besok, berarti lusa, tim ahli sudah tiba di Lhokseumawe." kata M Rizal.

Kedatangan tim ahli ke lokasi sangatlah penting sehingga nantinya adanya sebuah kepastian penyebab ikan-ikan mati.

"Kondisi Sungai Cunda sekarang ini memang sudah dangkal. Bila air surut tentunya akan bahayakan ikan. Kekurangan oksigen. Bila memang nantinya penyebab ikan mati karena  sungai dangkal, maka butuh pengerukan. Sehingga bila memang harus dilakukan pengerukan, tentunya itu butuh waktu lama," demikian M Rizal. 

Sebelumnya, sesuai pernyataan seorang petani Keramba di aliran Sungai Cunda, Imran, dirinya sudah 12 tahun menjadi petani Keramba di aliran Sungai Cunda.

Jadi, selama 11 tahun terakhir, tidak pernah ada kejadian ikan yang mati mendadak.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini