Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Fenomena diduga angin puting beliung di atas laut tertangkap dalam sebuah video yang direkam seorang warganet.
Video dikabarkan terjadi di kawasan Taman Suroboyo Jalan Pantai Kenjeran, Kota Surabaya.
Rekaman singkat fenomena tersebut menjadi viral dan menjadi perbincangan setelah diunggah oleh akun Instagram @ndorobeii, Senin (7/1/2020).
Dalam postingan tersebut juga terlihat cuaca yang sedang tidak bersahat dengan awan-awan mendung di atas laut.
A post shared by ndorobeii (@ndo
Jan 6, 2020 at 3:41am PST
Dalam postingan ini, @ndorobeii memberikan keterangan:
fenomena Alam lokasi surabaya
kiriman @navy99_
Postingan yang sudah dilihat sebanyak 123 ribu lebih tersebut menjadi bahan perbincangan warganet.
@memeyid: Ya ampunn takud bgt aplagi rumahq dkt am kenjeran
@adhiputratabu: Mmng tadi gelap bnget dan Angin kencang
@ironbear27: bener...cuaca lg ekstrem di sby...td jam 4 tapi rasanya kayak uda lebih dr maghrib,lebih dr jam 6...hujan disertai angin kenceng.
@meianggraeni_: Makanya td kok hujan angin ngeri bgt td ujannya
@vhan_fun: Badai puting beliung
Warganet menduga kejadian tersebut merupakan angin puting beliung yang terjadi di permukaan air laut atau disebut dengan istilah water spout.
Baca: Kasus WNI Diadili di Inggris, Polisi Temukan 800 Video Pemerkosaan di Handphone Reynhard Sinaga
Penjelasan BMKG
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, M.Si tidak dapat memastikan kejadian yang ada di dalam video adalah water spout atau fenomena lainnya.
"Saya tidak liat jelas video seperti apa. Tapi bisa disampaikan memang water spout adalah angin yang berputar dari awan cumulonimbus (CB) dan terjadi di wilayah perairan," kata Miming, Selasa (7/1/2020).
Miming mengatakan puting beliung baik di atas permuaan air laut atau daratan adalah fenomena angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai gajah.
Biasanya angin puting beliung keluar dari awan jenis cumulonimbus dan banyak terjadi di wilayah daratan.
Miming melanjutkan, apabila fenomena yang mirip puting beliung tersebut juga terjadi di atas permukaan air.
Angin puting beliung ini dinamakan water spout.
"Mekanisme pembentukan kedua fenomena tersebut adalah sama, berasal dari sistem awan CB," ujar Miming dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com.
Angin puting beliung sendiri terbentuk dari sistem awan jenis CB.
Tetapi perlu yang dipahami adalah tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena puting beliung.
Ada kondisi tertentu lain yang menyebabkan terjadinya fenomena puting beliung.
"Seperti kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu yang mengindikasikan udara sangat tidak stabil dan kondisi angin di sekitarnya," jelas Miming.
Baca: Adu Kekuatan Militer Amerika Serikat dengan Iran, dari Alutsista hingga Jumlah Anggaran
Miming menambahkan, fenomena angin puting beliung umumnya terjadi pada periode masa transisi atau peralihan musim.
Umumnya terjadi sekitar Maret-Mei atau September-November.
"Namun pada beberapa kasus dapat terjadi diluar periode bulan tersebut, hal itu tergantung pada kondisi atmosfer setempat," terang Miming.
Kejadian water spout sebelumnya juga pernah terjadi di kawasan Pelabuhan Kamal, Madura, Jawa Timur pada 10 Desember 2019 lalu.
Kejadian tersebut juga sempat membuat geger waganet di sosial media.
*) Disclaimer:
Hingga berita ini diturunkan, Tribunnews.com telah menghubungi akun beranama @navy99_, namun belum ada jawaban
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)