TRIBUNNEWS.COM - Kerajaan Agung Sejagat mempunyai atribut layaknya keraton sungguhan, dari manakah biaya pembuatannya atribut tersebut ?
Seperti terlihat saat deklarasi kerajaan pada Minggu (12/1/2020), para pengikut kerajaan tersebut tampak memiliki atribut yang lengkap seperti anggota kerajaan pada umumnya.
Yakni dengan menggunakan seragam kerajaan, topi, tombak, bendera serta umbul-umbul, semua itu telah dipersiapkan.
Ternyata pimpinan Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo membuat pernak-pernik kerajaan dengan menggunakan uang hasil pendaftaran anggota.
Hal itu diungkapkan Totok Santoso (41), pria yang mendeklarasikan diri sebagai Raja Kerajaan Agung Sejagat ketika gelar perkara di Mapolda Jateng, Rabu (15/1/2020).
Dilansir TribunJateng, untuk eksekusi perancangan segala atribut kerajaan tersebut, seperti pakaian seragam dan lainnya, diserahkan kepada Fanni Aminadia (41).
Fanni merupakan permaisuri kerajaan tersebut, dan memiliki gelar Kanjeng Ratu Dyah Gitarja.
"Yang merancangnya Fanni. Ini kami dirikan sejak tahun lalu," terang Totok.
Totok mengungkapkan, biaya untuk merancang perlengkapan atribut ini menggunakan uang hasil iuran pendaftaran dari para calon anggota yang bergabung.
Seperti diklaim Totok saat deklarasi kerajaan, ia menyebut telah memiliki pengikut sebanyak 450 orang dengan latar belakang yang beragam.
Dilansir Kompas.com, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iskandar Sutisna mengatakan, para pengikut keraton ini diminta untuk membayar iuran hingga mencapai jutaan rupiah.
Nantinya, mereka akan diiming-imingi mendapat jabatan dengan gaji besar dalam bentuk dollar.
"Jabatannya tergantung berapa besaran iuran mereka, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 30 juta," ujar Iskandar di Mapolda Jateng, Rabu (15/1/2020).
Untuk meyakinkan calon anggotanya, Totok menggunakan kartu identitas dari PBB agar dianggap punya kredibilitas.
Setelah itu, Totok akan mempengaruhi calon anggotanya dengan paham akan bebas dari malapetaka jika bergabung dan jika tidak bergabung akan sebaliknya.
"Jadi dia itu meyakinkan orang-orang dengan mengumpulkan kartu-kartu identitas dari PBB, United Nations agar dia dianggap punya kredibilitas dan berkuasa sebagai seorang raja," ujar Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelda Daniel.
Rycko memastikan simbol-simbol yang dipakai di Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung, Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo adalah palsu.
Saat ini pihak kepolisian telah menetapkan tersangka kepada pimpinan kerajaan tersebut, yakni yang dipanggil Sinuhun Totok Santosa serta Fanni Aminadia yang dijuluki ratu Dyah Gitarja.
Sebelumnya keduanya diamankan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Tengah ketika hendak bertolak menuju markas karaton pada Selasa (14/1/2020) petang.
Keduanya dijerat Pasal 14 UU RI No.1 th 1946 tentang menyiarkan berita atau pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran dengan hukum maksimal 10 tahun dan pasal 378 KUHP tentang penipuan.
Kepolisian telah menyita sejumlah dokumen, satu diantaranya dokumen yang berisikan perekrutan anggota kerajaan tersebut.
Saat ini, Polda Jateng telah meningkatkan kasus ke penyidikan terkait pengikut, dana iuran, dan motif lainnya.
Klaim Miliki Kekuasaan di Dunia
Sebelumnya diberitakan Masyrakat Purworejo dihebohkan dengan munculnya Kerajaan Agung Sejagat (KAS) di Purworejo.
Pimpinan Kerajaan Agung Sejagat (KAS) Purworejo ini dipanggil Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu Dyah Gitaraja.
Kerajaan ini mengklaim beberapa hal, diantaranya bahkan mengklaim memiliki kekuasaan di seluruh di dunia.
Dilaporkan TribunJateng, mereka mempunyai bangunan layaknya keraton pada umumnya dan bahkan memiliki batu yang dianggap sebagai prasati.
Bangunan tersebut berada di Desa Pogung Juru Tengah, Bayan, Purworejo.
Layaknya sebuah kerajaan, pada Minggu (12/1/2020), para anggota kerajaan ini berkumpul dengan atribut seperti abdi kerajaan pada umumnya.
Mereka berjalan untuk medeklarasikan diri mengenai keberadaan mereka.
Kemunculan Kerajaan Agung Sejagat tersebut turut menghebohkan jagad media sosial.
Dari video yang beredar di media sosial, sang pimpinan Totok mengatakan ia merupakan Rangkai Mataram Agung.
"Kami muncul menunaikan janji 500 tahun runtuhnya kerjaan Majapahit pada tahun 1518," kata Totok dalam jumpa pers Minggu (12/1/2020).
Ia mengkalim pengikutnya berjumlah 450 orang dan terus bertambah.
Bahkan kerjaan itu mengklaim memiliki kekuasan meliputi seluruh dunia, karenanya berhak mengubah sistem politik global.
"Kita umumkan pada dunia, bahwa Keraton Agung Sejagat sebagai induk daripada seluruh Kingdom State Tribune Koloni yang ada di seluruh dunia ini, menyatakan sebagai juru damai terhadap konflik yang terjadi di seluruh dunia," ungkapnya.
Totok menyebut strategi untuk memberikan perdamaian dunia, yakni dengan memperbaiki sistem dalam skala global.
"Dengan memperbaiki sistem kedaulatan, sistem bernegara, sistem ekonomi, dan moneter secara global," ucap Totok.
(Tribunnews.com/Tio, TribunJateng/Akhtur/PermataPutra, Kompas.com/Riska)