TRIBUNNEWS.COM - Sebuah terowongan misterius yang diduga merupakan peninggalan zaman Belanda di Dukuh Cokrokembang, Desa Daleman, Kecamatan Gemolong, Klaten, Jawa Tengah menarik perhatian masyarakat.
Terowongan ini diduga merupakan bagian dari pabrik gula pada zaman dulu.
Masyarakat setempat menyebutnya 'Goa Cokro'.
Tidak banyak masyarakat luar desa setempat yang mengetahui keberadaan terowongan ini sebelumnya.
Terowongan ini kembali menarik perhatian setelah diunggah di media sosial.
Adalah akun Facebook Aji Setiawan yang mengunggah video dan foto kegiatan peninjauan terowongan tersebut, Selasa (14/1/2020) lalu.
Baca Juga: Viral Video Satpam Dihantam Mobil di Solo Paragon Mall Seusai Pemilik Kepergok Mesum di dalam Mobil
"Pada hari ini Selasa, 14 Januari 2020 kami dari Pemerintah Desa Daleman bersama Pak Camat Tulung, Bapak Suyamto sedang melakukan pengecekan di saluran limbah," ujarnya.
Tanggapan Kepala Desa
Kepala Desa Daleman, Mursito, mengungkapkan terowongan atau goa tersebut bukanlah hal baru bagi masyarakat setempat.
"Sebenarnya terowongan itu sudah ada sejak dulu. Tidak asing lagi bagi masyarakat," ungkap Mursito kepada Tribunnews melalui sambungan telepon, Jumat (17/1/2020).
Mursito pun mengakui sejak dulu terowongan tersebut kadang kala dikunjungi masyarakat.
"Dulu bahkan saat usia saya SMP banyak warga yang sering main di situ. Tapi dulu suasananya dengan sekarang lain. Dulu takut dan para orang tua melarang," ujarnya.
Mursito mengungkapkan terowongan tersebut merupakan bunker.
"Sebenarnya itu bunker, buatan manusia," ujarnya.
Perkiraan panjang terowong yang bisa diakses masyarakat disebut Mursito sekitar 40 meter.
"Ada juga laporan yang menyebut terowongan itu tembus sampai rumah warga," ungkapnya.
Namun, Mursito masih belum mengetahui sepenuhnya tentang terowongan tersebut.
Menurutnya, jika itu adalah saluran limbah, terowongan tersebut dianggapnya terlalu besar.
"Kalau saluran limbah kok terlalu besar. Atau mungkin itu dulu sebagai jalur persembunyian dan penyelamatan diri," ungkapnya.
Mursito mengungkapkan terowongan ini merupakan peninggalan Pabrik Gula Cokro yang ada sejak 1897.
"Yang menarik, tidak semua peninggalan pabrik gula ada terowongan macam itu. Jadi ya masih jadi pertanyaan, sebenarnya apa kegunaan terowong itu dulu," jelasnya.
Mursito mengungkapkan pihaknya telah melaporkan kepada dinas terkait.
Selain itu pemberitahuan juga disampaikan kepada Bupati Klaten.
"Kami dari pemerintah desa melaporkan ke dinas terkait. Kita sudah lapor bupati lewat camat," ungkapnya.
Mursito mengungkapkan pihaknya tengah menunggu perintah dan arahan dari pihak terkait mengenai terowongan tersebut.
Dukung Jadi Obyek Wisata
Mursito mengungkapkan pihaknya mendukung jika terowongan tersebut dimanfaatkan bagi masyarakat, termasuk untuk wisata.
Namun, Mursito berharap pihak terkait bisa turun tangan terlebih dahulu untuk mengecek dan meninjau kondisi bangunan tersebut.
"Kalau saya boleh untuk dimanfaatkan warga setempat. Tapi itu kan riskan, dari segi keamanan seperti apa, kekuatannya seperti apa, agar diteliti pihak yang berwenang oleh dinas terkait terlebih dahulu," ucapnya.
Mursito mengungkapkan warga setempat telah melakukan pembahasan untuk eksplorasi dan dijadikan wisata.
Namun, koordinasi diakui Mursito belum maksimal karena masih menunggu arahan dari dinas terkait.
Mursito berharap terowongan tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat setempat.
"Harapan saya bisa dimanfaatkan masyarakat setempat, kalau bisa jangan diuthik-uthik (dirubah) dulu."
"Menunggu petunjuk dari dinas terkait, baik dari purbakala, kebudayaan pariwisata, atau dinas pendidikan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)