TRIBUNNEWS.COM - Kombes Pol Andy Rifai SIK MH menceritakan pengalaman barunya menjabat sebagai Kapolres Surakarta.
Seperti diketahui, mantan Wakapolres Surakarta itu baru resmi dilantik menjadi Kapolres Surakarta pada Agustus 2019 lalu.
Ia pun mengungkap perlunya bekerja ekstra untuk menjaga situasi dan kondisi di Surakarta agar tetap aman.
Setelah sebelumnya sempat menjabat sebagai Kapolres Sukoharjo dan Kudus, Andy mengungkap perbedaannya ketika menjabat Kapolres Surakarta.
Menurutnya, dinamika di Kota Surakarta lebih tinggi dibanding dengan kota sebelumnya.
Apalagi dengan adanya sosok Presiden Indonesia yang kerap berkunjung ke Surakarta, kampung halamannya.
"Di Kota Surakarta dinamika lebih tinggi, kota besar, masyarakat heterogen, begitupun budaya."
"Bahkan urusan politik di Surakarta tinggi dan selalu jadi sorotan," katanya saat bertandang di Kantor Tribunnews di Jl Adi Soemarmo No 335A, Klodran, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (24/1/2020).
Ia membenarkan sosok Presiden Jokowi pun menjadi sorotan tersendiri untuk dijaga saat berada di Kota Surakarta.
"Pak Jokowi tinggal disini, tokoh nasional banyak pula yang berasal dan menetap di Solo."
"Juga ideologi di Kota Surakarta tinggi dinamikanya," tutur Andy.
Untuk itu ia memerlukan kerja yang ekstra dibanding saat menjadi Kapolres di kota lain.
"Perlu kerja ekstra, untuk aman," ujarnya.
Cara AKBP Andy menjaga Kota Surakarta
AKBP Andy pun membagikan caranya menjaga supaya situasi dan kondisi di Kota Surakarta tetap aman.
"Tentu saja untuk menjaga situasi yang aman di kota Surakarta ini kita tidak bisa sendiri, tidak bisa hanya dilaksanakan Polri saja," katanya
Menurutnya dibutuhkan sinergi antara pihak lain selain kepolisian yang membantu.
"Kita berupaya bersinergi antara aparat kepolisian kemudian dengan TNI, pemerintah daerah serta dengan masyarakat," ujarnya.
Untuknya, Andy mengungkap berupaya keras menjaga komunikasi yang aktif.
"Kita berupaya menjaga komunikasi aktif dengan semuanya supaya visi kita menata kota Surakarta ini selaras."
"Karena dinamikanya cukup tinggi dan perlu koordinasi di semua lapisan," ujar pria asli Magelang itu.
Bahkan koordinasi amat diperlukan mulai dari tatanan paling bawah dari birokrasi hingga tatanan politis.
"Dari komunikasi yang aktif itu semuanya bisa terjalin," tegas pria yang memulai karirnya sebagai Danki Brimob Grogol, di Sukoharjo itu.
Amanah menjaga Kota Surakarta
Pria yang menjadi lulusan Akpol 1997 itu juga merasa berdebar hatinya saat mendapat amanat menjadi Kapolres Surakarta.
"Diberi tanggung jawab deg-degan, karena tanggung jawab itu kepercayaan pimpinan kepada kita," katanya.
Atas tanggung jawab itu, Andy yang lahir pada 4 Agustus itu akan berupaya maksimal menjaga Surakarta.
"Kita berupaya menjalankan amanah itu sebaik-baiknya."
"Dinamika di lapangan pasti ada, kita harus bisa semaksimal mungkin," terang Andy.
Sebabnya, ia akan mengantisipasi potensi yang bisa timbul dan menganggu situasi di Kota Surakarta.
Untuknya, ia dan aparat lainnya akan melakukan tindakan yang sifatnya preventif maupun represif.
"Kita laksanakan secara optimal dan maksimal hingga situasi Kota Surakarta dalam situasi yang kondusif," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)