Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI - Santri di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, berinisial MGZ (17) disebut trauma dan sakit kepala setelah mengalami tindakan penganiayaan dari gurunya.
Orangtua korban, Deddy Gunadi (42) mengatakan, setelah mengalami tindakan penganiayaan tersebut, MGZ langsung dibawa ke rumah sakit oleh ibu dan neneknya.
Selain itu, kata dia, anaknya yang merupakan santri kelas XII itu juga mengalami tekanan psikologis, bahkan hingga saat ini dia juga merasakan sakit pada lehernya.
Ia mengatakan, kejadian seperti ini baru pertama kali menimpa anaknya, sehingga ia melaporkan kejadian ini ke polisi agar kejadian yang sama tidak menimpa santri-santri yang lain.
"Dia sulit untuk menengok kiri kanan juga karena lehernya sempat sakit," katanya.
Sebelumnya, dugaan penganiayaan yang terjadi pada Minggu (19/1/2020) sekitar pukul 17.00 WIB itu, terjadi di pesantren tersebut dan dugaan tindakan penganiayaan itu terekam CCTV.
Dalam rekaman CCTV terlihat, MDZ yang saat itu tidak mengenakan baju, kedua telinganya dijewer beberapa kali oleh guru tersebut sambil didorong-dorong.
Sementara beberapa orang yang berada di lokasi kejadian hanya melihat dugaan tindakan penganiayaan itu hingga akhirnya siswa itu meninggalkan lokasi kejadian.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Orangtua Korban Penganiayaan oleh Guru di Pesantren Sebut Anaknya Trauma dan Sakit Kepala, https://jabar.tribunnews.com/2020/01/24/orangtua-korban-penganiayaan-oleh-guru-di-pesantren-sebut-anaknya-trauma-dan-sakit-kepala.