News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

112 Pekerja Asal China di Proyek KCIC Bandung, Bupati: Saat Imlek Mereka Pulang, Warga Harus Waspada

Penulis: Nuryanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ada 112 warga negara asing asal China menjadi pekerja proyek di Bandung Barat, Bupati meminta masyarakat Kabupaten Bandung Barat waspada.

TRIBUNNEWS.COM - Ada 112 warga negara asing asal China menjadi pekerja proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Menyusul penyebaran virus corona yang bersumber dari Kota Wuhan, China, masyarakat merasa khawatir jika pekerja tersebut membawa virus.

Sehingga, Bupati Bandung Barat, Aa Umbara meminta masyarakat Kabupaten Bandung Barat waspada.

Mengutip TribunJabar.id, berdasarkan data terakhir Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bandung Barat, 112 warga asal China tersebut bekerja pada bagian teknis.

Aa Umbara mengatakan, warga China yang bekerja di proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), saat Imlek kemarin sempat pulang ke negaranya.

Sehingga, ia meminta warga sekitar agar selalu waspada agar tidak terpapar virus corona.

"Di sini banyak warga asing yang sudah lama bekerja (di KCIC), kemudian pas Imlek pulang ke negaranya, lalu balik lagi kesini, jadi warga di setiap desa harus waspada," ujar Aa Umbara di Pemkab Bandung Barat, Senin (27/1/2020).

Bupati Bandung Barat Aa Umbara (Nandri Prilatama/Tribun Jabar)

Mengenai larangan terhadap warga China yang belum balik ke Kabupaten Bandung, Aa Umbara mengatakan, semua terkait teknis bakal dilakukan Disnakertrans dan Dinas Kesehatan KBB.

"Kita sudah rapat dengan Disnaker, Dinkes dan Disparbud untuk antisipasi wisatawan asing yang datang dari China, tadi semuanya kita sudah rapat," ungkapnya.

Ia mengatakan, antisipasi virus corona dari WNA China yang bekerja di proyek KCIC memang perlu dilakukan.

"Terutama di puskesmas dan desa-desa di KBB yang banyak tenaga asing bekerja di proyek KCIC, harus waspada," kata Aa Umbara.

Terkait hal ini, pihaknya akan segera berkomunikasi dengan pihak KCIC agar mereka bisa melakukan antisipasi penyebaran virus corona dari WNA China.

"Ketika (mereka) pulang bisa saja membawa penyakit ( virus corona ), terlebih pekerja KCIC di sini kan kebanyakan dari sana."

"Kita akan komunikasi dengan KCIC untuk antisipasinya," ujar Aa Umbara, dikutip dari TribunJabar.id, Senin (27/1/2020).

Belum Serahkan Check Up

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan mengatakan, selama ini, pekerja KCIC yakni warga China itu belum pernah menyerahkan hasil general check up.

Ia pun meminta perlunya pendataan terhadap 112 warga asing itu.

"Belum pernah, makanya kita koordinasi dengan Disnaker untuk melakukan pendataan, petugas kami sekarang lagi bergerak ke lapangan," kata Hermawan.

Terkait seorang WNA yang suspect virus corona dan dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan pasien tersebut.

"Petugas kita juga ada yang ke sana (RSHS) agar tahu hasilnya, nanti kita akan menentukan langkah selanjutnya," kata Hernawan.

Konferensi Pers Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung soal kondisi pasien suspect Virus Corona. (YouTube Kompas TV)

WNA China Suspect Virus Corona

Diberitakan sebelumnya, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung mengatakan, tengah merawat dua pasien diduga terpapar virus corona.

Saat ini dua pasien tersebut sudah diisolasi di Ruang Infeksi Khusus Kemuning (RIKK) RSHS, Senin (27/1/2020).

Ketua Tim Penanganan Infeksi Khusus RSHS, dr Yovita Hartantri Sp.PD-KPTI, menjelaskan, kedua pasien menerima perawatan intensif dan menjalani observasi.

Ia menyebut, pasien pertama seorang laki-laki berusia 35 tahun, baru pulang beberapa hari lalu dari Sichuan, China.

Dia merupakan warga negara asing dari China yang bekerja di perusahaan Indonesia.

Laki-laki tersebut mengalami demam dan radang tenggorokan dan berobat ke Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan Padalarang, sebelum dirujuk ke RSHS Bandung.

Pihak RSHS memindahkan pasien ke ruang isolasi secara langsung menggunakan ambulans lewat jalan khusus, tanpa melalui koridor dalam rumah sakit.

Menurut Yovita, saat ini kondisi pasien tersebut sudah tidak demam dan tenang.

Pihak rumah sakit juga sudah memberikan beberapa tahap pemeriksaan mulai Minggu malam.

"Saat dikirim dari RS Cahya Kawaluyaaan, pasien mengalami demam 37,7 derajat Celcius. Tapi saat di IGD RSHS, suhunya sudah di bawah 37 derajat," kata Yovita, dikutip dari TribunJabar.id, Senin (27/1/2020).

"Kondisi terakhir, pasien dalam kondisi baik tidak ada demam, dan tenang. Dalam pemeriksaan di tenggorokan memang ada radang," ungkapnya.

"Jadi dari pemeriksaan tadi malam dan pagi, pemeriksaan darah, sel darah putih baik dan trombosit normal," kata Yovita.

RSHS menduga pasien tersebut mengalami infeksi saluran pernapasan atas akut.

Namun, pihak RSHS tetap melakukan pengambilan spesimen dari hidung dan tenggorokan pasien untuk selanjutnya diperiksa.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJabar.id/M Syarif Abdussalam/Hilman Kamaludin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini