Hal tersebut bertujuan untuk mendeteksi setiap warga yang masuk ke Batam.
Khususnya warga yang baru saja melakukan perjalanan dari luar negeri.
"Secara khusus tidak ada upaya yang spesial kami lakukan karena tidak jauh beda dengan virus mars kemarin."
"Hanya saja sistem penularannya saat ini sudah bisa terjadi antara manusia ke manusia," ujar Didi, dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Untuk pelabuhan yang dilakukan pengontrolan, yakni pelabuhan Ferry Internasional Sekupang, Harbourbay, Batam Centre, Nongsa dan sejumlah pelabuhan lokal yang dianggap pada keluar masuk penumpang.
Dikutip dari Kompas.com, Virus yang mirip dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) itu telah menginfeksi sedikitnya 2.000 orang di China.
Berdasarkan catatan Komisi Kesehatan Nasional, terdapat korban baru di mana 15 orang meninggal, dengan munculnya 688 kasus yang telah positif.
Di antara 15 korban tewas yang baru, 13 di antaranya berasal dari Hubei.
Provinsi tersebut adalah tempat virus corona pertama kali menyebar pada akhir tahun 2019.
Komisi Kesehatan Nasional menyatakan, bahwa mereka telah menerima laporan adanya 1.975 kasus virus corona.
Pada Senin (27/1/2020), Pemerintah China mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa bertambah menjadi 80 orang.
Artinya dalam waktu 24 jam ada 24 kasus kematian baru.
Selain itu, jumlah korban yang terinfeksi pun melonjak tajam menjadi 2.744 pasien.
Dalam konferensi pers pada Sabtu (25/1/2020), Presiden Xi Jinping telah memperingatkan, bahwa China bakal menghadapi suasana berkabung.