News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fakta Tewasnya Pawang di Mempawah Akibat Gigitan King Kobra, dari Kronologi hingga Respons Panji

Penulis: Fathul Amanah
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Atraksi pawang ular dengan seekor ular King Kobra diduga terjadi di Kecamatan Toho Kabupaten Mempawah Kalbar, diupload akun facebook Anokta Bertus. Pawang meninggal dunia usai dipatok.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pawang di Mempawah Kalimantan Barat bernama Norjani tewas digigit king kobra.

Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (25/1/2020).

Tewasnya pawang ular karena gigitan king kobra ini juga sempat viral di media sosial.

Video atraksi sang pawang saat bermain dengan king kobra ramai diberitakan di berbagai akun Instagram.

Terkait kasus tewasnya pawang di Mempawah karena gigitan king kobra ini, berikut faktanya yang telah dihimpun Tribunnews.com dari Tribun Pontianak dan Kompas.com.

Atraksi pawang ular dengan seekor ular King Kobra diduga terjadi di Kecamatan Toho Kabupaten Mempawah Kalbar, diupload akun facebook Anokta Bertus. Pawang meninggal dunia usai dipatok. (Facebook Anokta Bertus)

1. Kronologi

Dikutip Tribunnews.com dari Tribun Pontianak, peristiwa meninggalnya pawang ular bernama Norjani ini dibenarkan oleh kapolsek setempat.

Iptu Dede Hasanudin selaku Kapolsek Toho mengungkapkan peristiwa nahas ini terjadi di Dusun 1 RT 002/001 Desa Pak Utan, Toho, Mempawah pada Sabtu (25/1/2020).

"Kejadiannya terjadi pada hari Sabtu tanggal 25 januari 2020 sekitar pukul 16.00 WIB di sekitaran rumah korban Norjani," ungkap Kapolsek Toho.

Kapolsek menambahkan peristiwa itu terjadi saat Norjani melakukan atraksi bersama ular king kobra sepanjang lima meter.

"Jadi sekitar pukul 16.00 WIB di sekitaran rumah korban yang terletak di Desa Pak utan, Mempawah korban melakukan atraksi bersama ular king kobra. Pada saat melakukan atraksi tersebut ular king kobra menggigit di bagian tangan sebelah kanan dan bagian kening," jelasnya.

Setelah itu, korban memang sempat dibawa ke klinik.

Namun sayangnya, nyawa korban tak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia.

"Sekitar pukul 18.30 WIB korban di bawa ke klinik susteran yang terletak di Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak dan sempat di di tangani. Tetapi nyawa korban tidak tertolong dan korban meninggal dunia," pungkasnya.

2. Telat penanganan

Masih dikutip Tribunnews.com dari Tribun Pontianak, Kepala Dinas Kesehatan Mempawah, Jamiril juga ikut buka suara terkait meninggalnya sang pawang akibat gigitan king kobra.

Menurut Jamiril, tidak ada laporan dari Puskemas Takong maupun Toho terkait warga yang dipatuk ular.

"Memang warga yang digigit ular ini di Pak Utan, perbatasan dengan Landak. Sebenarnya Pak Utan masuk wilayah binaan Puskesmas Takong dan kita di puskesmas ada siapkan untuk vaksin ular. Namun korban memang tidak ada masuk ke puskesmas," tutur Jamiril.

"Ini warga dari Desa Pak Utan, informasi dari bujang memang dikenal sebagai pawang ular. Saat ini usia hampir 70 tahun, info kejadian hari Sabtu, baru dimakamkan hari Minggu kemarin," imbuhnya.

Jamiril melanjutkan, meninggalnya pria 70 tahun itu diduga karena penanganan yang terlambat.

"Mungkin ketika digigit dia ini tidak sadar mungkin merasa masih kebal. Ini binatang berbahaya, bahkan yang punya pengetahuan penanganan di bidang ini tetap berhati-hati apalagi masyarakat awam," terang Jamiril.

"Bisa ular ini biasanya hitungan jam langsung menyerang ke saraf jantung dan membuat kaku otot jantung sehingga jantung tidak bekerja, itulah yang menyebabkan kematian. Maka anti bisa merupakan pertolongan pertama, jangan sampai racun ini menyerang, karena yang meninggal ini bisa jadi terlambat penanganan," tutupnya.

3. Penjelasan Kepala Desa Pak Utan

Terkait warganya yang meninggal karena gigitan king kobra, Kepala Desa Pak Utan, Samuel memberikan penjelasan.

Ia mengaku ikut mengantar Norjani berobat ke klinik susteran di Menjalin.

"Jadi korban ini datang bersama keluarga tergesa-gesa mendatangi saya karena di patok ular pada hari sabtu sekitar jam 6 sore. Kemudian saya langsung bawa ke susteran di Menjalin menggunakan ambulan desa," katanya.

Namun setelah ditangani, nyawa Norjani tak tertolong.

Untuk memastikan hal tersebut, ia bahkan sempat membawa Norjani ke Rumah Sakit di Menjalin.

"Kurang lebih jam setengah 7 tiba di susteran setelah ditangani seoptimal mungkin, tapi sudah tidak bisa ditangani. Kemudian untuk memastikan kami bawa ke rumah sakit di Menjalin dan dinyatakan meninggal dunia," lanjutnya.

Samuel menjelaskan, selama ini Norjani memang sering menangkap hewan liar seperti ular dan melakukan atraksi.

"Kurang lebih seminggu sebelum kejadian dia ini sudah ada tangkap ular cobra juga tapi tidak sebesar yang hari pertama imlek itu. Nah yang kedua ini dia tangkap pasa hari pertama imlek, dan memang dibawa untuk atraksi," kisahnya.

Biasanya, sebelum melakukan atraksi korban menghabiskan dulu bisa ular ke dalam gelas.

"Untuk kronologis pastinya saya kurang tau, tapi dia ini memang pawang yang menurut saya tau celanya. Biasanya bisa ular ini dihabiskan dulu ke dalam gelas seperti ular yang pertama dan kemuidan dilepas untuk atraksi," jelasnya.

Menurutnya, peristiwa nahas tersebut terjadi karena kemungkinan bisa ular yang akan diajak atraksi belum sepenuhnya terkuras habis.

"Untuk ular yang kedua ini bisa nya belum habis terkuras mungkin, baru satu gigi saja yang dihabiskan sementara dari gigi yang satunya belum. Karena mungkin dia merasa sudah habis bisanya kemudian dilepas untuk atraksi dan dipatuklah di bagian kepala dan bagian tubuh lainnya," paparnya.

Kepala Desa Pak Utan mengatakan, selama ini Norjani tinggal bersama anak-anaknya karena sang istri sudah meninggal.

Selain dikenal sebagai pawang ular, dalam kesehariannya korban juga berladang.

"Istrinya sudah meninggal dan dia ini ada buat pondok-pondok di gunung tempat dia menoreh getah dan berladang. Biasanya juga dia tangkap ular dan disimpan di pondoknya tersebut," pungkasnya.

4. Nasib king kobra yang patuk Norjani

Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, ular king kobra yang mematuk Norjani akhirnya dibunuh oleh keluarga korban.

Hal tersebut disampaikan oleh Kapolsek Toho, Iptu Dede Hasanudin.

"(ularnya) sudah dibunuh sama keluarganya," kata Kapolsek Toho Iptu Dede Hasanuddin, saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/1/2020).

5. Panji Petualang ikut berduka

Terkait meninggalnya pawang ular di Mempawah, Panji Petualang turut berduka cita.

Hal tersebut disampaikan Panji melalui akun Instagramnya pada Selasa (27/1/2020).

Ayah dua anak ini mengunggah tangkapan layar video atraksi sang pawang.

Dalam kolom captionnya, Panji menulis meskipun korban adalah pawang ular namun ketika celaka datang tak ada yang tahu.

Baginya melakukan atraksi, interaksi dan menangkap ular dengan tangan kosong adalah bukan hal main-main karena nyawalah yang menjadi taruhan.

Untuk itu, ia mengimbau semua orang agar jangan bertindak bodoh dalam menghadapi ular.

"Turut berduka cita

Pawang LOH Tapi saat apes datang celaka gak ada yang tau.

Atraksi,interaksi,menangkap ular dengan tangan kosong jelas ya bukan main main..

nyawa loh taruhannya, Bantu himbau temen,saudara,keluarga kalian yang mulai suka pegang2 ular pake tangan

Inget... 1x gigitan bakal bikin nyawamu terbang ke angkasa jadi tolong jangan BODOH..," tulisnya.

(Tribunnews.com/Fathul Amanah)(Tribun Pontianak/Try Juliansyah) (Kompas.com/Hendra Cipta)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini