TRIBUNNEWS.COM - Dika, seorang pelajar SMP di Surabaya, harus berjuang mengurus ibu dan dua adiknya yang masih kecil.
Setiap berangkat ke sekolah, Dika menitipkan adik-adiknya ke rumah tetangga.
Setelah pulang, Dika pun menjemput adik-adiknya dan kembali mengurus sang ibu yang menderita kanker payudara stadium empat.
Diketahui, Dika merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Kakaknya bekerja di rumah makan hingga larut malam untuk menghidupi keluarganya.
Namun, penghasilan kakak Dika selalu habis untuk membayar hutang-hutang pengobatan ibunya.
Kondisi tersebut membuat Dika dan keluarganya harus hidup dari belas kasih tetangga.
Mereka hanya makan setiap kali ada tetangga yang mengiriminya makanan
Kisah Dika ini terungkap saat dibagikan oleh ibu temannya, Merry Rosalia, melalui akun Facebook pribadinya, Selasa (28/1/2020).
Merry menceritakan keprihatinannya terhadap kawan anaknya yang baru saja ia sambangi rumahnya.
Unggahan Merry itu pun menyita perhatian warganet.
Hingga Rabu (29/1/2020) sore, unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 12 ribu kali dan disukai lebih dari 17 ribu orang.
Pemerintah Kota Surabaya Turun Tangan
Unggahan itu pun langsung mendapat perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya, pemkot langsung menyalurkan bantuan pada keluarga Dika pada Rabu (29/1/2020).
Ketua DP5A Surabaya Chandra Oratmangon pun menyerahkan langsung intervensi bantuan pada ibunda Dika, Anik Ismawati (37)
“Intervensi yang diberikan yakni BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran), pendampingan dan pengobatan (berobat jalan) dari Puskesamas Sidotopo Wetan, kursi roda, dan tempat tidur,” kata Chandra, seperti yang dilansir laman resmi Pemerintah Kota Surabaya, Rabu (29/1/2020).
Chandra menjelaskan, pemkot juga memberikan rumah susun (rusun) untuk keluarga Dika.
Rusun ini diberikan dengan supaya keluarga Dika mendapat tempat tinggal yang lebih layak.
Chandra juga memastikan, siang ini pihak DP5A mengantar kaka Dika yang bernama Aji Galuh Ramadhan (20) untuk melihat lokasi rusun.
“Kami beri dua pilihan rusun.
Di Siwalankerto, Jalan Siwalankerto dan rusun Penjaringan, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Rungkut.
Siang ini dia (Aji Galuh) lihat-lihat, sepertinya lebih tertarik yang di Penjaringan,” tutur Chandra.
Tidak hanya itu, Chandra menyebut, pihaknya juga memberikan bantuan lain seperti permakanan, uang tunai, pengurusan akta kelahiran untuk anak bungsu, dan beasiswa pendidikan untuk Dika yang duduk di bangku SMP.
Kakak Dika pun diberi bantuan untuk kejar paket B lantaran sempat putus sekolah saat SMP dan belum mendapatkan ijazah.
“Jadi nanti kami bantu urus semuanya koordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan,” terang Chandra.
Lebih lanjut, Chandra memastikan, setiap bulannya, keluarga Dika akan menerima tali asih dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Tali asih tersebut dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.
”Nanti setiap bulan akan ada tali asih khusus dari Ibu Risma,” tegasnya.
Tak Menyangka Mendapat Bantuan
Dilansir laman resmi Pemerintah Kota Surabaya, Galuh mengaku tidak menyangka akan menerima bantuan yang begitu banyak dari Pemkot Surabaya.
Ia pun mengaku senang dan bersyukur atas bantuan yang ia terima.
Galuh juga menyampaikan terima kasih pada Wali Kota Surabaya yang telah memberinya intervensi.
“Jujur saya tidak menyangka.
Tiba-tiba, beberapa hari lalu banyak petugas Linmas datang ke rumah," kata Galuh.
"Saya benar-benar tidak menyangka,” tambahnya.
Galuh menuturkan, sebenarnya ia ingin sekali bertemu dengan Risma untuk mengucapkan terima kasih secara langsung.
Terlebih atas bantuan pengobatan yang diberikan untuk ibunya serta sekolah adiknya.
“Saya berterima kasih kepada Ibu Risma yang sudah memberikan banyak sekali bantuan untuk kami, mulai dari kasur, kursi roda untuk ibu," ungkap Galuh.
"Jujur saya ingin sekali ketemu dengan Bu Risma. Semoga terkabul,” sambungnya.
Kisah Lengkap
Melalui akun Facebooknya, Merry Rosalia menceritakan kemirisan yang ia temui saat bersambang ke rumah teman anaknya, Dika.
Kisah miris seorang anak bernama Dika, teman anak saya,
"Di dunia ini yang dia punya hanyalah Ibu, Kakak, dan 2 adik-adiknya yg masih kecil-kecil.
Dia tidak punya saudara lain lagi selain mereka.
Saat ini ibunya sedang sakit kanker payudara stadium 4.
Dia hidup dari belas kasihan tetangganya, kalau ada yang ngasih makan ya makan,tapi kalo tidak ada yang ngasih ya tidak makan," tulis Merry di Facebook, Selasa (28/1/2020).
Merry pun menceritakan, Dika selalu menitipkan dua adiknya ke rumah tetangga setiap kali berangkat ke sekolah.
Sementara itu, sepulang sekolah, Dika menjemput adik-adiknya dan kembali mengurusnya hingga malam.
Tak hanya itu, Dika juga masih harus mengurus ibunya yang menderita kanker.
Menurut Merry, kakak Dika bekerja di rumah makan hingga larut malam.
"Kakaknya bekerja di rumah makan yang pulangnya selalu larut...jam 12 malam.
Gaji kakaknya selalu habis karena membayar hutang-hutang untuk biaya berobat ibunya selama ini.
Dan saat ini untuk hidup sehari hari mereka hanya bisa pasrah," ungkap Merry.
Melihat keadaan Dika tersebut, Merry pun merasa kagum dengan ketegaran Dika menjalani kehidupannya.
"Tapi saya salut dengan Dika, karena dia melakukan semua ini ikhlas tanpa mengeluh," ujarnya.
"Buktinya saat tetangganya lupa tidak membantunya memberi makan, dia juga tidak meminta. Dia sampai rela menahan lapar," tambah Merry.
Merry menyampaikan, Dika sempat menangis saat ia tanya mengenai bagaimana kebutuhan makannya sehari-hari.
"Waktu saya kesana, saya menyinggung masalah makan, saya tanya Dika makannya selama ini bagaimana, dia jawab sambil nangis," tutur Merry.
"Kalau ada ya dia makan bersama adik-adik dan Ibunya, kalau gak ada yang dimakan ya tidak makan katanya," sambungnya.
Ia pun menyampaikan kontrakan Dika yang berlokasi di Jalan Sidotopo Wetan Kelurahan Sidotopo Wetan, Kecamatan Kenjeran itu telah habis masa kontraknya.
Namun, saat itu pemilik rumah masih memberinya toleransi karena melihat kondisi keluarga Dika.
Merry menyebut Dika mengaku tak pernah menceritakan kesulitannya pada pihak sekolah.
Merry pun menanyakan mengapa Dika enggan menyampaikannya.
"Terus saya tanya lagi knp gak diceritakan kepada teman atau gurunya?
Dia jawab, saya tidak mau membebani orang te katanya," tulis Merry.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)