TRIBUNNEWS.COM - Video air deras yang mengalir di sepanjang rute Pos 2 Gunung Merbabu, viral di media sosial, Senin (3/2/2020).
Video ini diunggah pertama kali oleh seorang pendaki, Ombi lewat akun Instagram, @ombi20.
Ada tiga video yang diunggah Ombi dan memperlihatkan secara jelas bagaimana air hitam mengalir begitu deras.
Dalam video pertama, terlihat air mengalir turun dengan debit yang masih kecil.
Ada sejumlah tenda yang berdiri di dekat aliran air deras tersebut.
Saat itu, turun hujan dengan intensitas yang ringan.
Sementara sejumlah pendaki terlihat berteduh di Pos 2 yang berada di ketinggian 2.189 mdpl.
Pada video kedua, debit air yang mengalir semakin deras dan kencang.
Saking derasnya, ada satu tenda berwarna kuning yang hampir hanyut.
Beberapa pendaki terlihat menyelamatkan tenda dan barang-barang di dalam tenda di tengah hujan yang turun semakin deras.
Tenda itu dibawa lebih dari dua pendaki ke area yang lebih tinggi.
Di sisi yang lain, ada satu tenda yang masih berdiri di tengah terjangan 'banjir' Gunung Merbabu.
Pada video ketiga, tenda kuning yang hampir hanyut berhasil diselamatkan.
Tenda itu dibawa ke area lain yang tak terkena terjangan air deras.
Debit air yang mengalir pun semakin kencang dan warnanya sangat hitam.
Sementara itu, ada satu tenda yang semula masih berdiri di Pos 2 Pandean, kini hanyut.
Tenda tersebut berada persis di tepi tebing dan terkena terjangan air.
Menurut postingan Ombi, tenda itu hanyut ke jurang beserta se-isinya.
"kondisi merbabu 02-02-2020 Pos 2."
"slide 1 kondisi air udah mulai turun."
"slide 2 mulai panik, banyak tenda roboh kenah arus."
"slide 3 Panik asli, ada tenda hanyut ke jurang bersama isi isinya."
"safety first, musim hujan jangan dipaksakan jika tak sanggup, dan dirikan tenda di camp yang telah ditentukan," tulis Ombi dalam postingannya.
Saat dikonfirmasikan, Kepala Seksi Wilayah I Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Nurpana Sulaksono membenarkan kejadian tersebut.
Peristiwa ini terjadi di Pos 2 Pandean jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (2/2/2020) pukul 15.00 WIB.
Nurpana mengatakan, aliran air deras itu merupakan limpasan air dari Pos 3 Batu Tulis, Sabana 1 dan Bukit Guweng, Nglorok, dan Pandean.
"Air tersebut lantas melewati Pos 2 akibat tingginya intensitas air hujan di kawasan puncak Gunung Merbabu," ujar Nurpana.
Masih kata Nurpana, ada titik-titik rawan aliran air di jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo.
Pertama, lokasi yang berada di jarak 20 meter sebelum Pos 2 dengan kelerengan sangat curam yaitu lebih dari 45 persen pada ketinggian 2.414 mdpl.
Kedua, jalur antara Pos 2 Pandean ke Pos 3 Batu Tulis dengan kemiringan lereng curam (25 – 40 persen) pada ketinggian 2.560 mdpl.
"Hal inilah yang yang menyebabkan aliran air hujan dari puncak Gunung Merbabu memiliki kecepatan tinggi," kata dia.
Sementara itu, kondisi tutupan vegetasi di sepanjang jalur pendakian Gunung Merbabu pasca-kebakaran sudah kembali pulih.
Meski demikian, jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo tetap dibuka untuk pendakian.
Nurpana pun mengimbau agar pendaki tetap berhati-hati dan waspada pada saat pendakian serta memperhatikan kondisi cuaca.
Pendaki juga diminta untuk menghindari titik-titik rawan aliran air di sepanjang jalur pendakian.
Selain itu, pendirian tenda hanya diperbolehkan di Pos 1 Dok Malang, Pos 3 Batu Tulis, dan Sabana 1.
"Pendaki dilarang mendirikan tenda di Pos 2," tegas Nurpana.
Selain itu, pelayanan pendakian Gunung Merbabu maksimal dilakukan hingga pukul 16.00 WIB.
Pasalnya, curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang masih terjadi di kawasan Gunung Merbabu.
Sementara itu, BTNGMb akan membuat pengalihan jalur menuju Pos 2 Pandean untuk menghindari bahaya aliran air deras.
Pengelola juga akan memasang papan larangan mendirikan tenda di Pos 2 Pandean.
Sebelum mendaki, para pendaki akan diberikan briefing.
Untuk informasi lebih lanjut, para pendaki dapat menghubungi call centre humas BTNGMb di nomor 082136097272.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)