TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 85 siswa SD menjadi korban keracunan makanan yang mereka makan dari kantin sekolah.
Mereka berasal dari SDIT dan SMPIT Al Hikam Dukuh Sorowaden, Desa Banyudono, Boyolali.
Gejala keracunan makanan diketahui setelah sejumlah siswa muntah-muntah.
Mendapat kabar tersebut, Polsek Banyudono dan Satreskrim Polres Boyolali mendatangi lokasi kejadian.
Pihak kepolisian yang dipimpin Kapolsek Banyudono AKP Mardjoko mendatangi sekolah pada hari Rabu (05 /02/2020) jam 12.00 WIB.
Setelah diselidiki, terdapat sejumlah 85 siswa yang menjadi korban keracunan.
"Ada 80 anak siswa SDIT Al Hikam kelas 1 dan 2 dan 5 anak siswa kelas 2 SMPIT Al Hikam," tulis Humas Polres Boyolali dalam rilis yang diterima Tribunnews.com.
Bakso dan Dadar Gulung Pisang Cokelat
Kronologi yang dibeberkan kepolisian adalah para siswa sedang melaksanakan istirahat lalu mendapat snack dari kantin sekolah.
"Semula jam 10.00 WIB siswa SDIT Al Hikam melaksanakan istirahat dan mendapatkan makanan snack dari kantin sekolah."
"Makanan itu berupa tahu bakso dan dadar gulung pisang cokelat."
"Selanjutnya sekira jam 12.00 WIB pada saat istirahat kedua untuk makan siang siswa sudah mulai mengalami gejala mual dan muntah-muntah," katanya.
Semakin bertambah jumlah siswa yang muntah-muntah, 85 siswa pun dibawa ke Puskesmas Banyudono II.
Dilarikan ke rumah sakit
Mereka dibawa oleh pihak Polsek Banyudono dan pihak sekolah untuk mendapatkan pertolongan.
Setelah menjalani pemeriksaan lebih lanjut ada sejumlah 25 siswa yang kondisinya tak membaik.
Selanjutnya 25 anak yang terdiri dari 21 siswa SD dan 4 siswa SMP dirujuk ke RSU Boyolali maupun RS lain di Boyolali.
Untuk diketahui, mereka mendapatkan snack tersebut dari koperasi Al Hikam.
85 siswa pun hanya berasal dari kelas 1 dan 2 SD dan SMP saja karena koperasi Al Hikam dikhususkan untuk mereka.
Sedangkan siswa kelas 3 sampai 6 SD lainnya disediakan oleh Ponpes Al Hikam.
Asal snack
Rupanya snack yang disediakan koperasi Al Hikam berasal dari catering luar bernama Jonni Trisnatika, warga Desa Denggungan, Banyudono.
Sampel snack pun dibawa oleh tim Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali yang dipimpin Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Sherly Jeane Kilapong dan pihak Satreskrim untuk penelitian dan penyelidikan lebih lanjut.
Kapolres Boyolali yang diwakili Kasubbag Humas Res Boyolali, AKP Eddy Lillah memberikan keterangan.
Ia menjelaskan dalam kejadian keracunan makanan ini yang lebih diutamakan adalah kerjasama berbagai pihak terkait.
Dalam hal ini adalah tindakan kepolisian bersama unsur medis dan kesehatan Kabupaten Boyolali serta pihak sekolah.
Tindakan itu untuk menolong dan menyelamatkan korban dari hal berbahaya lainnya.
Upaya penyelidikan dan penelitian terkait penyebab keracunan akan dibantu oleh laboratorium forensik Polda Jateng dengan mengambil sampel bahan makanan.
(Tribunnews.com/Maliana)