TRIBUNNEWS.COM - Kematian siswi SMP di Tasikmalaya, DS (13) yang ditemukan tewas di depan gorong-gorong sekolah masih belum menemui titik temu.
Berbagai kecurigaan yang muncul hingga kini masih terus dalam penyelidikan.
Menurut kriminolog, kematian DS ini dianggap sulit untuk dipecahkan karena tidak adanya saksi mata.
Sehingga, untuk memecahkannya, penyidik hanya bisa mengandalkan insting dan hasil autopsi yang akan keluar dalam sepekan.
Belum terungkapnya misteri kematian DS (13), siswi SMP di Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya, menjadi pertanyaan besar banyak pihak.
• Sebelum Ditemukan Tewas, Siswi SMP Ini Mengaku Dibully, Tulis Tangan Berisi Curhatannya Terbongkar
Eman Sungkawa, seorang Kriminolog Ahli Pidana Universitas Negeri Siliwangi Kota Tasikmalaya menyebutkan jika kasus ini adalah kasus pembunuhan.
Namun, hasil akhir terkait kasus ini berada di tangan polisi.
Menurut Eman, hasil otopsi jadi penting sebab saat kejadian DS meninggal di gorong-gorong tak adanya saksi mata.
"Hal itu membuat keterangan ahli yaitu hasil otopsi akan menjadi acuan penting untuk dijadikan bahan bukti nantinya apakah kematian korban disebabkan tindak kejahatan atau bukan," jelas Eman, Selasa (4/2/2020).
• POPULER Misteri Kematian Siswi SMP Berseragam Pramuka di Gorong-gorong, Pengakuan Ayah Janggal
"Tapi, insting penyidik Kepolisian biasanya paling peka terhadap kasus-kasus seperti ini. Tentunya dua alat bukti itu nantinya akan ditemukan," tambahnya.