TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Peltu TNI I Ketut Susila Adnyana (55) ditemukan setelah pencarian selama 30 jam di kawasan Pantai Kelecung, Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Senin (10/2/2020).
Ia ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah sehari sebelumnya hanyut di aliran Sungai Yeh Ho, Desa Mambang, Kecamatan Kerambitan.
Jasadnya ditemukan sekitar 7 kilometer dari lokasi pertama dia terseret air.
Korban ditemukan anggota tim pencari di pinggir pantai. Ada sejumlah luka pada tubuhnya, kemungkinan akibat benturan di karang.
"Iya sudah ditemukan oleh tim di pesisir Pantai Kelecung, Selemadeg Timur. Jaraknya sekitar 7 kilometer dari lokasi korban tenggelam," kata Kapolsek Kerambitan, Kompol Dewa Gede Putra, Senin (10/2/2020).
Baca: Terpeleset Hingga Hanyut Terseret Arus Sungai, Anggota TNI Peltu Ketut Susila Belum Ditemukan
Baca: Karen Pooroe Sebut Suaminya Lalai Menjaga Anak Mereka
Warga setempat mengaku kerap terjadi orang tenggelam di lokasi kejadian tersebut.
Jenazah korban yang merupakan Babinsa Timpag dibawa ke BRSU Tabanan untuk pemeriksaan.
"Ada beberapa luka mungkin karena terbentur karang di laut," ungkapnya.
Istri korban, Ni Wayan Sri Wirantini (43) menceritakan, suaminya berperilaku seperti biasa sebelum terseret arus Sungai Yeh Ho, Minggu (9/2/2020).
Dia juga tidak mendapat firasat apapun.
Awalnya, korban mencari rumput untuk pakan ternak sapi sekitar pukul 08.30 Wita.
Ia mencari rumput bersama dua rekannya di wilayah Subak Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur.
Seusai mencari rumput, Peltu Adnyana berencana pulang ke rumahnya di Banjar Mambang Kaja, Desa Mambang, dengan menyeberangi aliran Sungai Yeh Ho.
Saat itu arus sungai deras karena baru turun hujan lebat.
Nahas, ketika menyeberangi aliran sungai tersebut ia hanyut terbawa arus yang deras.
Baca: Ngaku Didatangi Tukang Gali Kubur Lina, Teddy Ungkap Amanah hingga Pemintaan untuk Rizky Febian
Baca: Cerita Raffi Ahmad saat Pita Suara Luka, Tersiksa Selama 1 Tahun Selalu Masuk Angin setelah Syuting
Dua rekannya selamat melewati arus sungai namun gagal menolong Ketut Adnyana.
Wirantini pertama kali mendapat kabar itu dari kerabatnya. Ia pulang ke rumah dan melihat anggota keluarganya menangis.
Namun, saat itu ia masih belum percaya. Ia bergegas ke sungai dan melihat tempat suaminya hanyut.
"Sempat saya kemarin ke sungai (setelah kejadian), tapi karena merasa gak enak melihat air sungai itu lalu saya balik pulang ke rumah," ujarnya.
Adnyana meninggalkan seorang istri dan dua orang putra yaitu Gede Adi Suantara dan Made Agus Wiantara.
Keluarga Peltu I Ketut Susila Adnyana transmigrasi ke Kendari, Sulawesi Tenggara.
Ia balik kampung setelah mendapat pawisik secara niskala agar tinggal di rumah asal.
Sebelum menjadi Babinsa Timpag, Peltu Ketut Adnyana sempat bertugas di Surabaya.
Setelah itu pindah ke Kodam IX Udayana, dia bertugas di gudang senjata di Belayu, Kodim 1619/Tabanan lalu ke Koramil Kediri dan jadi Babinsa Banjar Anyar.
Sejak enam bulan lalu dia menjabat Babinsa Timpag.
Aktif Berkomunikasi
Kepergian Peltu I Ketut Susila Adnyana meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman dan kerabatnya, termasuk jajaran Kodim 1619/Tabanan.
Komandan Kondim (Dandim) Tabanan, Letkol Infantri Toni Sri Hartanto mengenang Ketut Adnyana sebagai anggota yang komunikatif.
Baca: Viral Belatung di Ayam Goreng, Ini yang Dilakukan Pemilik Rumah Makan
Baca: Ditanya Hakim di Sidang Pembunuhan Pupung, Kenapa Menangis? Aulia Kesuma: Ingat Suami. . .
"Beliau merupakan anggota yang sangat komunikatif dan semangat saat bertugas," kenang Letkol Toni, Senin (10/2/2020).
Rekannya, Ketut Budayasa (50) merupakan saksi mata kejadian tersebut.
Mereka sempat bersama mencari rumput untuk pakan sapi. Adnyana memiliki enam ekor sapi.
Budayasa yang lebih akrab disapa Pan Galung menuturkan, korban bersama rekannya Ketut Subawa datang belakangan ke Subak Mambang untuk cari rumput hari Minggu itu.
Saat itu, Budayasa sudah mengumpulkan dua karung rumput.
Sembari menunggu korban dan rekannya mencari rumput, Budayasa kumpulkan tambahan rumput lagi.
Setelah itu, ketiganya berencana pulang ke rumah di Banjar Belumbang Kaja, Desa Belumbang.
Saat itu ia membawa sepeda motor yang diparkir di sisi barat sungai.
Biasanya, mereka melewati jalan beton yang hubungkan Subak Mambang dengan Banjar Belumbang.
"Setelah kami taruh sepeda motor dan rumputnya, kami putuskan menyeberang sungai dengan cara berenang," tuturnya.
Baca: Aksi Lucu & Haru di Oscar, Taika Waititi Sembunyikan Piala, Joaquin Phoenix Ingat Mendiang Kakaknya
Baca: Kronologi Lengkap Wanita Cantik Selundupkan Narkoba di Kemaluan
Satu per satu dari mereka masuk air, Budayasa paling depan disusul Ketut Subawa dan terakhir Ketut Adnyana. Saat berenang korban masih memakai sepatu, celana serta baju lengkap.
Menurut Budayasa, Adnyana terseret arus ketika hampir tiba di pinggir sungai.
Korban sempat memanggilnya. Ketika menolah Budayasa melihat baju korban.
Dia berusaha menolong namun korban sudah hilang terbawa arus.
"Padahal sudah hampir di pinggir, dia panggil saya Lung...Lung. Mau nolong sudah hilang. Saya nyebur mencari namun sudah tidak ada," tuturnya.
Menurut Budayasa, saat mencari rumput mereka sempat merokok bersama.
"Saya mengobrol dan sempat merokok bareng bertiga. Tapi yang anehnya tumben tidak bawa apa-apa seperti HP, tas dan rokok," kenangnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Dandim & Rekan Berduka, Peltu Ketut Susila Ditemukan Meninggal di Pantai Kelecung Tabanan