Laporan Wartawan Serambi, Khalidin
TRIBUNNEWS.COM, SUBULUSSALAM – Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam, turun dan berjaga di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat menyusul laporan penampakan harimau, Jumat (21/2/2020) tadi malam.
"Kami stanby di lokasi semalaman untuk menjaga jangan sampai harimau ini mengganggu manusia," kata Zainal Wahyudi, staf BKSDA Subulussalam kepada Serambinews.com.
Zainal bersama rekannya langsung turun ke lokasi setelah mendapat laporan dari masyarakat soal penampakan sang raja hutan berada di dekat permukiman penduduk bahkan menyeberang jalan nasional Aceh-Medan, Sumatera Utara.
Berdasarkan pengecekan di lokasi terdapat bekas jejak harimau di tebing berbatu meski agak kurang jelas karena kondisi tanah keras dan kering.
Namun, di sana terdapat bekas jejak kaki harimau yang posisinya terseret saat menaiki tebing bukit.
Sejauh ini tindakan BKSDA sebatas menghalau atau mengusir satwa dilindungi itu untuk menjauh dari permukiman penduduk.
BKSDA mengusir harimau dengan menggunakan petasan atau mercon.
Menurut Zainal, pengusiran ini menggunakan benda bersuara keras.
Sementara untuk proses penangkapan Zainal mengaku belum ada petunjuk dari atasan mereka.
"Sementara kita halau dulu dengan mercon ini, soal penangkapan kami tidak tahu manakala terjadi emergency nanti kita tunggu arahan dari pimpinan kami," terang Zainal.
Baca: Mengaku Sebelahan Ranjang, Pasien Ini Ungkap Detik-detik Ashraf Masuk IGD, BCL Nangis Minta Tolong
Baca: 3 Kota di Indonesia yang Paling Terdampak Isu Virus Corona, di Antaranya Bali
Siapkan Pawang
Selain berjaga semalaman pihak BKSDA juga segera menurunkan pawang harimau dari Tapaktuan Aceh Selatan.
Sejatinya, sang pawang turun ke Subulussalam tadi malam namun tidak dapat dilakukan karena terkendala transportasi.