Di sekolah, sudah banyak orang tua yang menangis dan mencari anaknya. Rini mendapati anaknya yang menunggu di kelas 8D.
Baca: Kronologis Penemuan Dua Korban Terakhir Susur Sungai: Jasad Yasinta Ditemukan Lebih Dulu dari Zahra
Baca: Jadwal MotoGP 2020, Virus Corona Tak Ganggu GP Thailand
"Setelah ketemu langsung saya bawa pulang karena kondisinya basah kuyup," terang Rini.
Di rumah, setelah bersih‑bersih diri dan istirahat, Rini mengatakan Heksa tidak bersedia cerita banyak.
"Nggak usah cerita, Ma. Aku takut," ujar Heksa kepada Rini.
Rini melanjutkan, ketika hujan seharusnya sekolah cukup mengadakan kegiatan di sekolah dan lingkungan yang aman.
Ia mengaku tak sampai hati membayangkan perasaan orang tua yang anaknya jadi korban meninggal.
Kesedihan Paman Zahra
Hingga Sabtu siang belum semua orang tua menemukan anaknya, termasuk keluarga Zahra, siswi kelas 7 SMPN 1 Turi.
Indosuryo Hardiansyah, paman Zahra, mengaku sejak Jumat malam berada di puskesmas untuk mencari kepastian informasi tentang keponakannya.
"Sekira pukul 01.30, ayahnya (Zahra) tiba dari Surabaya," katanya.
Baca: 8 Siswa Tewas dalam Tragedi Susur Sungai, Guru Jadi Tersangka, Korban Masih Hilang Hingga Tadi Malam
Baca: Pembina Pramuka SMP 1 Turi Terancam 5 Tahun Penjara, Tinggalkan Siswa saat Susur Sungai
Mata sang ayah sembab, sedih. Sesekali dia menyeka air mata lalu menatap layar ponselnya.
Kakak Zahra, Cindy, juga terus meneteskan air mata. Cindy kemudian menunjukkan foto Zahra dari layar ponselnya.
"Anaknya agak kecil, hitam manis dia," katanya.
Ibu Zahra menunggu di rumah. Menurut Indosuryo, sang ibu terus menangis.