News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kegiatan Pramuka di Alam Terbuka Tak Bisa Dilakukan Sembarangan, Begini Aturannya

Penulis: Inza Maliana
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khoirunnisa, korban susur sungai SMPN 1 Turi dimakamkan (kiri), dokumentasi proses evakuasi (kanan)

TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini masyarakat Indonesia dikagetkan dengan kabar ratusan siswa SMP yang hanyut.

Siswa tersebut hanyut saat mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai.

Totalnya, ada 249 siswa yang terbawa arus deras di Sungai Sempor pada Jumat (21/2/2020) lalu.

Ratusan siswa tersebut berasal dari SMPN 1 Turi, Sleman.

Akibatnya, 10 siswa meninggal dunia karena tidak bisa menahan air bah yang datang.

Peristiwa itu pun amat disayangkan oleh berbagai pihak.

Sebab kegiatan susur sungai dilakukan bersamaan dengan datangnya hujan yang cukup deras.

Mirisnya, meski sudah diperingatkan warga, pembina Pramuka tetap melanjutkan kegiatan, hingga merenggut nyawa 10 korban.

Susur sungai SMPN 1 Turi Sleman berakhir duka (kolase tribunnews: BPBD DIY/TribunJogja)

Baca: Kesaksian Pemancing Selamatkan Puluhan Siswa Hanyut SMP 1 Turi, Dengar Jeritan Minta Tolong

Baca: Warga Sudah Mengingatkan, Pembina Pramuka SMP 1 Turi Jawab Kalau Mati di Tangan Tuhan

Alasan pramuka kerap dilakukan di alam terbuka

Seperti diketahui, kegiatan pramuka memang sudah diajarkan dalam dunia pendidikan sejak sekolah dasar.

Jika menilik kembali sewaktu sekolah dulu, kegiatan pramuka tidak jauh dengan perkemahan dan penjelajahan.

Kegiatan pramuka pun sudah identik berada di alam terbuka.

Hal itu dibenarkan oleh Sekretaris Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Tengah, Ahmad Istajib.

Menurutnya, secara filosofis Pramuka adalah aktivitas yang lebih banyak dilakukan di luar ruangan atau di alam terbuka.

"Tujuannya untuk mengenalkan dengan kondisi alam."

"Menempa diri dengan perubahan alam yang dapat terjadi secara tiba-tiba," tutur Istajib kepada Tribunnews.com, Senin (24/2/2020).

Bahkan dalam kegiatan Pramuka diajarkan pula untuk bagaimana menghadapi situasi secara tanggap.

Ilustrasi Pramuka. (SinemArt via Kompas.com)

"Misalnya sedang kegiatan kemudian turun hujan, mau bagaimana?"

"Berhenti atau diteruskan? Hujan-hujanan atau berteduh menunggu reda?" ujar Istajib.

Tidak sembarangan, Lanjut Istajib, Pramuka pun memiliki aturan bagaimana 'alam terbuka' digunakan sebagai metode pelatihannya.

"Secara ideal pada Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 18 telah dijelaskan tentang alam terbuka sebagai bagian dari metode kepramukaan," sambungnya.

Dalam aturan tersebut ada 4 hal yang menjadi acuan bagaimana metode pelatihan Pramuka di alam terbuka.

Berikut bunyi aturan tersebut :

(1) Kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan rekreatif edukatif dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan, dan keamanan.

(2) Memberikan pengalaman saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, serta mengembangkan suatu sikap bertanggungjawab akan masa depan keseimbangan alam.

(3) Menanamkan pemahaman dan kesadaran kepada peserta didik bahwa menjaga lingkungan adalah hal utama yang harus ditaati dan dikenali dalam setiap kegiatan.

(4) Mengembangkan kemampuan mengatasi tantangan, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, dan mengembangkan rasa memiliki alam.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini