Suraji pun mengungkapkan keluarganya menganggap Yasinta anak mahal karena penantian sekian lama.
Baca: Cerita Pilu Tragedi Susur Sungai, sang Ayah Rela Naik Motor Surabaya ke Sleman & Temui Jenazah Anak
Baca: Kronologi Pemancing Selamatkan 20 Lebih Siswa SMPN 1 Turi Sleman dalam Tragedi Maut Susur Sungai
“Dia itu sekalipun belum pernah saya marahin. Saya sudah tua, untuk punya anak satu saja, sama istri, itu lama sekali."
"Keluarga bilang, Yasinta itu anak mahal,” ujar Suraji lirih.
Suraji Sempat Cari Yasinta Sendiri
Dilansir Tribun Jogja, Suraji sempat mencari Yasinta Bunga, Sabtu (22/2/2020) subuh, sebelum putrinya ditemukan pada Minggu pagi.
Karena merasa gelisah, Suraji memutuskan menyusuri sepanjang aliran Sungai Sempor Sendirian.
Ia pun mengaku mengalami kram hingga hampir tak bisa bergerak.
“Saya gelisah. Pas habis Subuh, saya langsung ke dekat posko itu. Turun lewat jembatan."
"Saya nyusur sendiri, sampai saya kram di sana, hampir nggak gerak. Untung ternyata ada keluarga yang ikut juga,” tuturnya.
Suraji yang merasa tak sabar sejak Jumat sore, mengisahkan dirinya mondar-mandir untuk mencari keberadaan anaknya.
Ia pergi ke sekolah, klinik, posko SAR, dan puskesmas saat mendengar ada penemuan korban.
Baca: BMKG Sebar Informasi Peringatan Dini Cuaca Sebelum Tragedi Susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi Sleman
Baca: Mahfud MD Temui Keluarga Korban Susur Sungai Maut di Sleman, Sampaikan Duka Cita Pemerintah
“Mulai Jumat sore itu, saya sudah tidak sabar. Saya cari infonya di mana- mana, sekolah saya datang, ke SWA (klinik), posko SAR, Puskesmas, semua lah."
"Setiap ada kabar ada korban ketemu, saya datang, ternyata bukan anak saya."
"Ada lagi korban di Puskesmas, 3 kali saya bolak-balik, terakhir jam 2 malam, katanya ada yang mau dicocokin, ternyata bukan anak saya. Makanya saya turun subuh-subuh itu,” terangnya.