News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tragedi Susur Sungai

Suraji Usap Tanah Makam Yasinta Siswi SMPN 1 Turi, Korban Susur Sungai Ini Sempat Minta Sepatu

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suraji, ayah Yasinta siswi SMPN 1 Turi yang tewas hanyut saat susur sungai, meminta maaf pada sang anak. Ia mengusap tanah makam putrinya.

Suraji pun mengungkapkan keluarganya menganggap Yasinta anak mahal karena penantian sekian lama.

Baca: Cerita Pilu Tragedi Susur Sungai, sang Ayah Rela Naik Motor Surabaya ke Sleman & Temui Jenazah Anak

Baca: Kronologi Pemancing Selamatkan 20 Lebih Siswa SMPN 1 Turi Sleman dalam Tragedi Maut Susur Sungai

“Dia itu sekalipun belum pernah saya marahin. Saya sudah tua, untuk punya anak satu saja, sama istri, itu lama sekali."

"Keluarga bilang, Yasinta itu anak mahal,” ujar Suraji lirih.

Suraji Sempat Cari Yasinta Sendiri

Dilansir Tribun Jogja, Suraji sempat mencari Yasinta Bunga, Sabtu (22/2/2020) subuh, sebelum putrinya ditemukan pada Minggu pagi.

Karena merasa gelisah, Suraji memutuskan menyusuri sepanjang aliran Sungai Sempor Sendirian.

Ia pun mengaku mengalami kram hingga hampir tak bisa bergerak.

“Saya gelisah. Pas habis Subuh, saya langsung ke dekat posko itu. Turun lewat jembatan."

"Saya nyusur sendiri, sampai saya kram di sana, hampir nggak gerak. Untung ternyata ada keluarga yang ikut juga,” tuturnya.

Suraji yang merasa tak sabar sejak Jumat sore, mengisahkan dirinya mondar-mandir untuk mencari keberadaan anaknya.

Ia pergi ke sekolah, klinik, posko SAR, dan puskesmas saat mendengar ada penemuan korban.

Baca: BMKG Sebar Informasi Peringatan Dini Cuaca Sebelum Tragedi Susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi Sleman

Baca: Mahfud MD Temui Keluarga Korban Susur Sungai Maut di Sleman, Sampaikan Duka Cita Pemerintah

Suraji, ayah Yasinta Bunga. (TRIBUN JOGJA / HENDY KURNIAWAN)

“Mulai Jumat sore itu, saya sudah tidak sabar. Saya cari infonya di mana- mana, sekolah saya datang, ke SWA (klinik), posko SAR, Puskesmas, semua lah."

"Setiap ada kabar ada korban ketemu, saya datang, ternyata bukan anak saya."

"Ada lagi korban di Puskesmas, 3 kali saya bolak-balik, terakhir jam 2 malam, katanya ada yang mau dicocokin, ternyata bukan anak saya. Makanya saya turun subuh-subuh itu,” terangnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini