Para pendamping pun disebutkan langsung menyendok kotoran itu lalu disuap ke dalam mulut para siswa.
Salah seorang korban pun mengaku pasarh menjalani hukuman tersebut, lantaran takut dengan sang pendamping.
"Kami terima dan pasrah. Jijik sekali, tetapi kami tidak bisa melawan," ujar siswa kelas VII yang tak ingin namanya disebut kepada Kompas.com, Selasa (25/2/2020).
Para siswa tidak melaporkan perlakuan kejam sang pendamping kepada orangtua karena takut akan disiksa nantinya.
Baca: Dilamar 50 Pria Setiap Hari, Model Seksi Ini juga Akui Ada Pria Nekat Lakukan Ini di Rumahnya
Menurut dia, setelah para murid disiksa, kedua pendamping menyuruh mereka agar tidak menceritakan persoalan itu keluar.
Para siswa pun muntah-muntah setelahnya hingga mendapatkan perawatan medis.
3. Siswa Klaim Sering Dapat Kekerasan Fisik
Dilansir dari Pos Kupang, korban juga mengakui tidak hanya mendapatkan sekali hukuman saja.
Namun disebutkannya pembina sering memperlakukan buruk para murid.
Ar mengaku, sebelumnya, dirinya bersama murid kelas VII lainnnya sering mendapat kekerasan fisik dari oknum socius di sekolah tersebut.
Namun, meski sering mendapat kekerasan fisik, mereka tidak berani mengadu kepada para guru atau pimpinan sekolah tersebut karena akan dihukum lagi oleh para socius atau kakak kelasnya.
4. Siswa Lapor Orang Tua
Walaupun diperintah sang pembina untuk tidak melapor kepada guru maupun orang tua, namun, ada satu orang temannya yang lari ke rumah untuk memberitahukan hal itu kepada orangtua.
Kasus itu pun terbongkar pada Jumat (21/2/2020), ketika ada orangtua siswa yang menyampaikan hal tersebut di dalam grup WhatsApp humas sekolah.