"Tapi dia tidak ada inisiatif untuk mengecek bagaimana kondisi sungai beberapa hari sebelumnya."
"Saat itu sering hujan dan air di sungai juga sering banjir," jelasnya.
Pengakuan IYA
IYA mengaku, kegiatan susur sungai tersebut merupakan latihan dasar untuk pengenalan karakter.
Ia menyebut, kegiatan itu bisa mengenalkan anak-anak pada sungai.
"Supaya mereka bisa memahami sungai, anak sekarang kan jarang yang main di sungai atau menyusuri sungai, jadi kita kenalkan, ini loh sungai," ujar IYA, dikutip dari TribunJogja.com, Selasa (25/2/2020).
Tersangka membantah jika siswa SMPN 1 Turi saat itu berjalan di tengah sungai.
"Tidak, mereka berjalan di pinggir," ungkapnya.
Baca: Tangis Sesal Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Sleman Mohon Maaf Keluarga Korban Susur Sungai: Kami Lalai
Baca: Cerita Korban Selamat Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi: Siswa Tolak Perintah Kakak Pembina
Ditanya soal penggunaan alat pengamanan, IYA berujar bahwa air di Sungai Sempor saat itu hanya selutut.
Selain itu, cuaca sebelum para siswa menyusuri sungai juga belum hujan.
"Pukul 13.30 saya berangkat kan cuaca masih belum hujan, saya ikuti saya cek di atas, di jembatan itu air juga tidak deras."
"Kemudian saya kembali ke tempat pemberangkatan," jelasnya.
Keluarga Korban Kawal Proses Hukum
Kakak almarhumah Lathifah Zulfa, Khabib Umam, mengaku akan mengawal proses hukum yang berjalan.