TRIBUNNEWS.COM - Ibu kandung kandung siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong terkejut saat mengetahui pelaku pembunuhan putri kesayangannya, Delis Sulistina.
Wati Fatmawati (46) tak pernah menyangka mantan suaminya tega membunuh darah dagingnya sendiri.
Wati pun ingin penegak hukum menghukum mati mantan suaminya tersebut lantaran telah menghilangkan nyawa Delis.
Wajah ibu korban itu pun tampak memerah.
Baca: Ayah Injak Kepala Jasad Anak Supaya Masuk Gorong-gorong, Masih Sempat Begini Setelah Membunuh Delis
Baca: Hilangkan Jejak, Totok Pel Lantai Hapus Darah Jasad Mertua Yang Dia Bunuh
Kedua tangannya mengepal saat mengetahui pembunuh anaknya merupakan ayah kandung sang anak.
Sembari berteriak, Wati juga melontarkan kata-kata ancaman.
Perkataannya pun kemudian melemah dibarengi air matanya yang mulai mengalir.
"Kok tega ayahnya bunuh anak sendiri. Jadi si dia pelakunya. Awas kamu ya sudah tega menghabisi anak kesayangan saya. Itu juga anaknya dia, kenapa bisa Ya Allah," teriak Wati di rumahnya, seperti yang diberitakan Kompas.com, Kamis (27/2/2020) sore.
Baca: Gara-gara Minta Uang Study Tour, Delis Dibunuh Ayah Kandung, Jasadnya Dimasukkan ke Gorong-gorong
Baca: Sadisnya Pembunuh Siswi SMP Masukkan Mayat Anaknya ke Gorong-gorong, Dibonceng Motor, Kepala Diinjak
Menurut Wati, selama ini dia tak pernah menyangka mantan suaminya tega membunuh putrinya sendiri.
Wati justru mengira Delis dibunuh oleh orang tak dikenal.
Ia pun tidak sedikit pun menaruh rasa curiga pada mantan suaminya tersebut.
"Tidak ada saya curiga ke dia. Soalnya saya berpikir tidak mungkin dilakukan oleh ayahnya sendiri," ujar dia, dengan salah satu tangannya menggesekan ke dua bola matanya sembari teringsak.
Baca: Polisi Ungkap Kronologi Video Viral Ibu Hamil Tertabrak Mobil: Korban Hendak Hampiri sang Suami
Baca: Kronologi Tewasnya Siswi SMP di Gorong-gorong Sekolah, Dibunuh Ayah Gegara Minta Uang Study Tour
Wati yang ditemani oleh orang tuanya itu pun tak kuasa menahan air matanya.
Ia kemudian meninggalkan wartawan ke sebuah kamar di rumahnya.
Tak berselang lama, Wati kembali lagi ke ruangan tamu untuk menemui wartawan.
Wajahnya terlihat lebih tegar namun kedua tangannya masih gemetar.
Ia pun menuturkan dirinya tak pernah menyangka mantan suaminya menjadi pelaku pembunuhan anaknya.
Penyelidikan Marathon dan Hasil Autopsi
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota telah berhasil mengungkap misteri kematian Delis Sulistina.
Siswi SMPN 6 Tasikmalaya tersebut tewas di gorong-gorong sekolahnya pada Senin (24/1/2020) lalu.
Polisi pun telah menyimpulkan korban meninggal akibat tindak pidana kejahatan.
Pihak kepolisian kemudian menetapkan pelaku pembunuhan yang rupanya adalah ayah kandung korban, Budi Rahmat (45).
"Tersangka berinisial BR yang tidak lain bapak kandungnya sendiri," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto, Senin siang.
Menurut Anom, laki-laki asal Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya itu ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan hasil penyelidikan, keterangan saksi-saksi, dan pengumpulan bukti-bukti.
Baca: Ayah Injak Kepala Jasad Anak Supaya Masuk Gorong-gorong, Masih Sempat Begini Setelah Membunuh Delis
Bukti ahli pun dibutuhkan, yaitu hasil otopsi mayat korban oleh Tim Forensik Polda Jawa Barat.
"Penyelidikan secara maraton dilakukan, Alhamdulilah sudah berhasil mengungkap kasus ini," tambah Anom.
Injak Jasad Delis Agar Masuk Gorong-gorong
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto mengatakan, Budi Rahmat memasukkan jasad Delis dengan cara didorong menggunakan kaki.
Budi Rahmat berniat untuk mengaburkan jejak perbuatan jahatnya.
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Budi berniat kematian anaknya dianggap karena kecelakaan.
"Memang mayat korban membusuk secara kasat mata sulit untuk diketahui sidik jari pelaku. Namun, hasil autopsi yang sudah diliput rekan-rekan sebelumnya berhasil mengungkap ciri-ciri kekerasan pelaku," katanya.
Anom mengatakan sebelum memasukkan mayat Delis ke gorong-gorong, pelaku sempat membonceng korban.
Baca: Siswi SMP yang Ditemukan Tewas di Gorong-gorong Sekolah Dibunuh Ayahnya, Gara-gara Uang Study Tour
Baca: Siswi SMP Tewas Dibunuh Ayah Kandung di Rumah Kosong, Pelaku Kesal Anaknya Minta Uang Study Tur
Mayat Delis dibonceng memakai motornya dengan posisi kedua tangan diikat.
Posisi korban seperti memeluk saat naik motor di lokasi kejadian.
Setelah mencekik Delis sampai tewas, Budi Rahmat sempat meninggalkan jenazah.
Budi pergi kerja seakan tak terjadi apa-apa.
"Jadi pelaku sudah tahu setelah mencekik korban yang juga anak kandungnya itu telah tewas. Ditinggalkan kerja lagi baru dibawa ke gorong-gorong sekolahnya untuk disembunyikan," kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto.
Seusai selesai bekerja sekitar pukul 21.00 WIB di hari yang sama, pelaku kembali ke TKP untuk menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolahnya SMPN 6 Tasikmalaya.
Baca: Siswi SMP Tewas di Gorong-gorong karena Dibunuh Ayah Kandung, Kalap saat Korban Minta Uang Studi Tur
Baca: Ibu Delis Sejak Awal Yakin Anaknya Tewas di Gorong-gorong Korban Pembunuhan: Ada yang Menyembunyikan
Setibanya di lokasi gorong-gorong, pelaku menyembunyikan mayat anaknya tanpa diketahui seseorang karena saat itu hujan deras sekitar pukul 22.00 WIB.
Sampai saat itu, korban dikabarkan hilang dan sempat dicari oleh ibu korban dan pihak sekolah.
Bahkan, sesuai pengakuan Wakil Kepala SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh, pelaku sempat mengaku kalau anaknya bersamanya saat dicari-cari karena tidak pulang dan tak masuk sekolah keesokan harinya Jumat (24/1/2020).
Sampai akhirnya mayat Delis ditemukan oleh seorang warga sekitar di tempat penemuan mayat korban di gorong-gorong karena curiga saluran airnya mampet pada Senin (27/1/2020).
Budi Rahmat, menurut polisi, memasukkan mayat korban secara paksa ke gorong-gorong sekolahnya.
Mayat dimasukan kedua kakinya terlebih dahulu ke saluran drainase, lalu bagian kepalanya didorong oleh salah satu kaki pelaku sembari jongkok.
"Mayat korban saat dimasukan gorong-gorong dipaksakan oleh pelaku. Supaya tersembunyi ke dalam gorong-gorong itu, pelaku mendorong mayat korban pakai salah satu kaki mencapai 2 meter jaraknya dari mulut gorong-gorong itu," jelas Anom di kantornya, Kamis (27/2/2020).
Tujuan pelaku, supaya mayat anaknya yang dibunuh olehnya tersembunyi dan diketahui orang lain setelah membusuk.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta, TribunnewsBogor.com/Sanjaya Ardhi) (Kompas.com/Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha)