TRIBUNNEWS.COM -- Seorang warga yang bernama Kornelis Siga berinisiatif mendokumentasikan, momen enam pemuda menggotong peti jenazah, sambil melintasi sungai selebar 80 meter.
Video tersebut sempat viral di media sosial. Dengan kejadian tersebut, Baltasan berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membangun jembatan di Desa Aloware yang berpenduduk 523 jiwa.
"Minimal pemerintah pusat kasih kami jembatan gantung. Itu cukup membantu kami warga Desa Alorawe yang berpenduduk 523 jiwa," katanya dia, seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (28/2/2020).
Priska Woi, pelajar SMA asal Desa Aloware, Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur ( NTT) meninggal di RSUD Bajawa Kabupaten Ngada, Rabu (19/2/2020) lalu.
Jenazahnya pun dibawa pulang ke kampung halamannya menggunakan ambulans oleh keluarganya.
Saat hendak memasuki Desa Aloware, hujan turun dan sungai yang harus rombongan lewati meluap.
Jenazah Priska dan keluarganya pun terpaksa bermalam di rumah salah seorang warga di bawah bukit dekat sungai.
Baca: Nagita Pernah Nginap di Hotel yang Seprainya Bau, Istri Raffi Ahmad Akui Selalu Bawa Benda Ini
Baca: Ayah Mertua BCL Bangga, Bunga Tetap Konser 12 Hari Setelah Meninggalnya Ashraf Sinclair: So Proud!
Baca: Rupiah Loyo, Ekonom: Kini Investor Yakin Corona Tak Mudah Diatasi
Baca: Harga Tiket Arema FC Vs Persib Bandung: Ini Jadwal Lengkap Laga Singo Edan Beserta Jam Pertandingan
Keesokan harinya, Kamis (20/2/2020) setelah banjir sungai sedikit surut, enam pemuda desa nekat menggotong peti jenazah Priska.
Mereka menyeberangi sungai selebar 80 meter agar jenazah Priska bisa segera dimakamkan.
"Lebar sungai ini 80 meter dan kami sudah mengukurnya," kata Kepala Desa Alorawe Baltasar Bakabupu, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/2/2020) siang.
"Itu kejadiannya benar pada Kamis (20/2/2020) pekan lalu. Video itu diambil warga saya bernama Kornelis Siga," kata Baltasar. (Sigiranus Marutho Bere )
Jenazah Dibawa Dengan Motor
Pada berita lainnya, sebuah unggahan Facebook dari akun Mukhsal Amindra cukup membuat pembacanya merasa miris.
Pasalnya, lewat postingan yang diunggah pada 16 Mei 2019 itu, terlihat sesosok jenazah yang harus diantarkan dengan tidak layak.
Bahkan jenazah warga tersebut sampai harus diikat di atas motor untuk dikebumikan.
"Inalillahi wainailaihi roziun...,
Seorang warga HPH meninggal dunia, baru pulang dari rumah sakit terkendala masalah kendaraan n faktor jalan yg rusak...,
Jadi jenazah di angkat/dinaikan dg menggunakan sepeda motor n di naikan di atas keranjang...,
Semoga aman sampai tujuan n arwahnya di terima di sisi Allah SWT, aminnn...
Lokasi Batang Cenaku... Alim 2...," tulis akun Mukhsal Amindra dalam postingannya seperti dikutip GridHot.ID.
Peristiwa jenazah dibawa dengan menggunakan sepeda motor di Riau membuat miris warga.
Dikutip dari Kompas.com, peristiwa jenazah dibawa pakai motor ini terdapat di Desa Alim II, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau.
Identitas jenazah tersebut diketahui bernama Jojok (42), seorang petani.
Jenazah Jojok dibawa dengan sepeda motor. Caranya, jenazah diikat di atas keranjang yang terbuat dari rotan.
Camat Batang Cenaku Sarman Arlos saat dikonfirmasi Kompas.com via telepon, Jumat (20/5/2019) membenarkan perihal tersebut.
"Ya, benar. Jenazah dibawa pakai motor, karena mobil ambulans tidak bisa mengantar sampai ke rumah duka karena jalan rusak. Jadi terpaksa dibawa pakai motor," ucap Sarman.
Dia mengatakan, warga setempat memang ada yang mempunyai mobil double gardan untuk dipinjam membawa jenazah ke rumah duka.
Namun pemilik mobil tidak bersedia meminjamkan karena mobil pribadi membawa mayat dinilai bisa membawa sial.
"Di sini ada yang punya mobil double gardan. Tapi masyarakat awam ini kan kalau mobil pribadi bawa mayat banyak enggak boleh. Nanti sial atau bagaimana enggak tahulah. Tapi kalau bawa orang sakit mereka mau, tapi bawa mayat mereka berat nampaknya," kata Sarman.
Jenazah petani di Riau. Facebook Mukhsal Amindra
Tak ada pilihan lain. Jenazah Jojok terpaksa di bawa pakai motor yang diikat di atas keranjang.
"Ya dibawa pakai motor ditaruh di atas keranjang yang biasa digunakan untuk angkut sawit, karet dan belanja dari pasar," tambah Sarman.
Sesampainya di rumah duka, jenazah disemayamkan dan dikebumikan oleh warga setempat.
Sementara itu, Sarman mengaku belum mendapat informasi lebih jelas mengenai keseharian Jojok. Hanya saja, kata dia, Jojok sebagai pekerja tani di Desa Alim II.
"Informasinya dia belum lama tinggal di situ. Dia kerja. Tapi belum ada KTP atau KK. Katanya dia juga tinggal bersama keluarga," sebut Sarman.
Ditanya soal kondisi jalan rusak tersebut, Sarman mengaku selama ini memang belum pernah di aspal sama sekali.
Jenazah petani diikat di atas motor. Facebook Mukhsal Amindra
"Jalan itu statusnya jalan lintas Kabupaten (Inhu). Jalan tanah, belum pernah di aspal," akuinya.
Menurut dia, dengan adanya peristiwa jenazah dibawa pakai sepeda motor tersebut, Pemerintah Kabupaten Inhu akan memberikan perhatian khusus untuk memperbaiki jalan tersebut.
"Saya rasa pak bupati sudah mendengar berita ini dan akan ada perhatian. Saya rasa ada perhatian dari pemerintah kabupaten. DPR dan Bupati akan mendukung. Kondisi jalan ini memang rusak. Jadi dengan adanya peristiwa kemarin, ke depan sama-sama kita perbaiki," tutup Sarman.(*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Jenazah Petani Riau Dibawa Pakai Motor, Tak Ada yang Pinjamkan Mobil Karena Dianggap Bisa Bawa Sial