"Secara pasti tidak diketahui. Tetapi yang jelas, budaya merias pengantin dan mempercantik diri dapat dilihat di relief candi-candi di pulau Jawa," ucap Bani.
Pada zaman dahulu tradisi Sembogo dilakukan oleh ahli rohani yang dipercaya oleh lingkungan masyarakat di satu tempat.
Bani membeberkan tradisi Sembogo merupakan proses yang menggabungkan dua unsur pekerjaan objektif sebagai pekerjaan intinya, sedangkan satu unsur lainya berupa ritual.
"Dalam hal ini rias pengantin yang tradisional, juga punya doa-doa khusus ritual, seperti yang ada di Instagram itu"
"Tapi itu intinya itu adalah doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pekerjaan yang dilakukan ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya," terangnya.
Baca: Viral Kedai di Solo Makan Sepuasnya Bayar Seikhlasnya, Begini Cerita Perjuangan sang Pemilik
Tradisi Sembogo dan Tejo
Tradisi Sembogo dilakukan untuk memecah 'tejo', sehingga aura kecantikan calon pengantin bisa dipancarkan.
Bagi orang Jawa 'tejo' adalah puncak dari kecantikan dan keindahan seseorang.
"Dengan adanya ritual seperti itu, dimaksudkan supaya Tejo itu pecah dan melingkupi, pengantin itu"
"Jadi wajahnya akan terlihat beda sekali dari biasanya, maksudnya seperti itu, seperti kedatangan bidadari," kata Bani.
Sebagaimana ritual-ritual adat Jawa lainnya, tradisi Sembogo juga memiliki filosofi yang mendalam.
Tradisi ini memiliki pembelajaran jika dalam membangun sebuah rumah tangga harus berlandaskan keindahan, baik secara fisik maupun non fisik.
"Rumah tangga ideal dan akan menghasilkan keturunan yang baik-baik, itu maknanya," ujar Bani.
Bani menegaskan Sembogo hanyalah tradisi yang dirutunkan dari generasi ke generasi.