TRIBUNNEWS.COM, KARIMUN - Pemerintah menetapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Kabupaten Karimun sebagai rumah sakit rujukan pasien suspect maupun positif orang yang terpapar virus corona.
Rumah sakit milik pemerintah itu dinilai sudah memenuhi syarat dalam penanganan Covid-19 yang membuat heboh dunia itu.
Sejumlah fasilitas seperti empat ruang khusus bagi pasien suspect ataupun positif virus corona di rumah sakit itu menjadi pertimbangan Pemerintah Kabupaten Karimun.
"RSUD kita jadikan sebagai rumah sakit rujukan," kata Kepala Dinas Kesehatan Karimun, Rachmadi, Kamis (5/3/2020).
Rachmadi menyebutkan ruangan khusus itu berada tidak satu gedung dengan pasien penyakit lainnya.
Ruangan khusus ini juga terpisah dari gedung utama.
"Jadi terpisah dengan pasien lainnya," terangnya.
Selain terpisah gedung, masing-masing pasien corona juga dirawat tersendiri, atau tidak dikumpulkan dalam satu ruangan.
Kemudian untuk tenaga medis, Pemerintah Daerah juga menyiapkan seorang dokter ahli paru dan penyakit dalam.
Baca: Keunggulan Hingga Spesifikasi iPhone 11 yang Rilis September 2019, Kamera Utama 12 MP
Baca: Viral di Iran Video Tumpukan Mayat Korban Virus Corona, Perekam Ditangkap Pihak Berwajib
Minta Peran Aktif Masyarakat
Antisipasi virus corona ke Kabupaten Karimun makin diperketat.
Dinas Kesehatan Karimun mengimbau masyarakat yang memiliki ciri-ciri terpapar Covid-19 untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit.
"Kami mengimbau demikian. Di antaranya apabila menderita demam, flu, batuk, kesulitan bernapas dan memiliki riwayat dari Malaysia, Singapura atau daerah lainnya. Segera melakukan pemeriksaan ke Puskesmas," ujar Kadinkes Kabupaten Karimun, Rachmadi, Rabu (4/3/2020).
Rachmadi mengatakan, pengawasan di sejumlah pintu masuk di Ka
rimun ditingkatkan setelah adanya 2 warga di Depok, Jawa Barat positif terinfeksi virus corona.
Letak geografis Karimun yang dekat dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga menjadi pertimbangan dalam peningkatan status ini.
Rachmadi juga meningkatkan masa inkubasi menjadi dua kali lipat bagi orang yang terindikasi virus corona.
Biasanya, masa satu minggu diberikan bagi orang yang suspect virus corona.
Baca: UPDATE Kasus Tewasnya Putri Karen Pooroe, Tak Ada CCTV, Polisi Berencana Gelar Rekonstruksi
Baca: Setelah Masker, Kini Kondom Ramai Diborong Gegara Virus Corona, Bukan Buat Hubungan Badan, Tapi Ini
Pihaknya meminta partisipasi masyarakat mencegah virus corona.
"Selasa (3/3/2020) kemarin, kami melaksanakan rapat peningkatan pengawasan masuknya virus corona. Beberapa hasil dari rapat yang dilaksanakan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Karimun adalah memeriksa penumpang di Pintu Kedatangan Domestik dan Pelabuhan Sri Tanjung Gelam atau KPK," ungkapnya.
Usai rapat tersebut Rachmadi juga akan melaporkan kepada Bupati Karimun Aunur Rafiq.
Ia berharap Bupati juga dapat melakukan rapat koordinasi dengan Gubernur Kepri terkait pemeriksaan terhadap penumpang domestik yang akan berangkat dari Karimun.
"Jadi orang yang mau berangkat juga diperiksa. Kalau misalnya mencurigakan gak jadi berangkat. Ini untuk tujuan dari Tanjungpinang dan Batam," terangnya.
Baca: Tragis, Candra Dihabisi Gerombolan Pria Tak Dikenal di Depan Istri Sendiri
Baca: Timbun Masker untuk Ambil Untung dari Wabah Virus Corona Bisa Dianggap Kejahatan Ekonomi
Pasang Thermal Scanner di Pelabuhan Domestik
Alat pemantau suhu tubuh atau thermal scanner akan dipasang di Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun.
Rencana pemasangan ini dilakukan setelah rapat antar intansi terkait, perihal peningkatan antisipasi masuknya virus Corona ke Kabupaten Karimun, Selasa (3/3/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi mengatakan, pemasangan thermal scanner akan dilakukan paling lambat dua hari kedepan.
"Kami meningkatkan pengawasan antisipasi virus corona ke Karimun dengan beberapa langkah," katanya, Selasa (3/3/2020) petang.
Pemasangan thermal scanner rencananya akan dipasang di ruang tunggu penumpang domestik.
Dengan begitu, para penumpang yang turun dari kapal akan masuk terlebih dahulu ke ruang tunggu.
Rachmadi menjelaskan kamera pengawas suhu tubuh tidak dapat diletakan di lokasi yang panas.
"Kami sudah atur untuk letaknya di dekat pintu keluar. Tapi tidak bisa karena alatnya sangat sensitif. Alatnya harus di tempat yang dingin dan orang yang lewat tidak boleh kepanasan juga. Jadi disepakati di ruang tunggu domestik. Dengan catatan orang yang datang masuk dulu ke ruang tunggu," paparnya.
Selain di pelabuhan domestik, pengawasan juga akan dilakukan di Pelabuhan Sri Tanjung Gelam atau KPK.
Namun karena keterbatasan alat, petugas akan memeriksa suhu tubuh penumpang secara manual.
Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, akan membantu karena keterbatasan petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
"Thermal scanner milik KKP kan hanya ada dua. Jadi di KPK orang yang datang akan dicek secara manual. Untuk tenaga akan diback up juga dari dinas kesehatan," terang Rachmadi.
Oleh karena itu Rachmadi meminta agar masyarakat tidak terkejut apabila petugas melakukan pemeriksaan.
"Masyarakat jangan kaget diperiksa. Diperiksa kesehatan kan gak apa-apa," ujarnya.
Rapat dilaksanakan di KKP Kabupaten Karimun sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Ikut dalam rapat Kepala KKP Bachtian Agus Wijaya, Kepala KPPBC Tanjungbalai Karimun Agung, Kepala Imigrasi Kelas II Tanjungbalai Karimun Darmunansyah, Kapolsek Kawasan Pelabuhan Polres Karimun AKP Komaruddin, Kepala Pelindo Tanjungbalai Karimun Agus dan perwakilan Kepala KSOP Kelas I Tanjungbalai Karimun. (TribunBatam.id/Elhadif Putra)
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Punya 4 Ruang Khusus, RSUD Muhammad Sani Karimun Jadi Rujukan Pasien Covid-19