TRIBUNNEWS.COM -- Kasus pembunuhan Intan Marwah Sofiyah (20) atau Anjanii Bee masih menjadi misteri.
Sebelumnya, penemuan mayat wanita bertato burung hantu itu ditemukan tak bernyawa di selokan dekat hotel berbintang di Jalan Raya Lembang, Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kamis (5/3/2020) pagi.
Hingga saat ini, polisi ternyata sudah lima kali melakukan oleh tempat kejadian perkara ditemukannya mayat gadis asal Subang tersebut.
Hal itu dikatakan oleh Kapolres Cimahi, AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki.
"Kami telah melakukan serangkaian hal yang diperlukan, yang pertama melakukan olah TKP di tempat kejadian, kurang lebih lima kali," ujar Yoris di Mapolres Cimahi, Selasa (10/3/2020).
Tak hanya itu, polisi juga sudah memeriksa 35 saksi.
Saksi tersebut terdiri dari saksi sekitar TKP, keluarga korban, teman korban di Subang, hingga teman di indekos korban di daerah Bandung.
"Dari saksi yang diperiksa, kita sudah mendapatkan beberapa informasi yang diperlukan," katanya.
Lebih lanjut Yoris berujar, rekaman CCTV dari hotel berbintang dekat TKP juga sudah dicek.
Baca: Ungkap Makna Tulisan Tangan Siswi SMP Bunuh Bocah, Ahli Grafologi: Ada Pesan yang Cukup Kuat
Baca: Total Positif Corona di Indonesia Bertambah Jadi 34 Kasus, 7 Pasien Baru Tertular di Luar Negeri
Baca: Kasus Kawin Kontrak di Puncak: Bareskrim Polri Periksa Tiga Pemilik Villa
Setelah dicek, ternyata tak ada video rekaman yang menunjukkan tanda-tanda kehadiran pelaku.
Dari lima CCTV yang dicek, tak ada yang mengarah ke jalan atau lokasi sekitaran mayat Intan ditemukan.
"Ada satu yang posisinya ke arah jalan, tapi itu juga hanya merekam gerbang hotel," ujarnya.
Mengenai jumlah terduga pelaku, Yoris mengatakan pihak kepolisian belum berani menyampaikan.
Pasalnya, saat ini masih proses penyelidikan.
"Tapi yang jelas kami sudah memiliki gambaran," ujar Yoris.
Namun, kini pihaknya membeberkan kemungkinan motif yang dilakukan pelaku.
Jika dilihat dari hasil autopsi, dikatakan Yoris, kemungkinan pelaku merasa dendam terhadap korban.
"Kemungkinannya iya (dendam)," ujarnya.
Tak hanya itu, fakta mengejutkan lain yang diungkap Yoris adalah bahwa Intan dibunuh di tempat lain.
Pasalnya, kepolisian tak menemukan bercak darah di sekitar TKP.
Kendati demikian, Yoris belum bisa memastikan apakah pelaku membuang mayat Intan berangkat dari arah Lembang menuju Kota Bandung atau sebaliknya.
"Itu tidak bisa dipastikan, bisa saja pelaku memutar, jadi kemungkinannya bisa dari arah atas atau dari arah bawah," katanya.
Saat ditemukan, kondisi mayat Intan mengenaskan, terdapat luka di beberapa bagian tubuhnya.
Di bagian kepala, leher, dan wajah terdapat luka bekas hantaman senjata tajam.
Sementara itu, tubuh perempuan asal Subang itu hanya tertutupi oleh seprai dan plastik hitam.
Untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut, dibentuk sebuah tim khusus.
Tim tersebut terdiri dari tim penyelidikan dan tim sidik melakukan pemeriksaan.
Duka Mendalam Keluarga
Mayat dari Intan juga sudah diautopsi, lalu dimakamkan di Kampung Karajan, Desa Karang Hegar, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang, Jumat (6/3/2020).
Duka dan kesedihan mendalam tentu saja dirasakan oleh keluarganya.
Tak henti-hentinya ibunda korban, Nita, menangisi kepergian anak gadisnya ini hingga ke pemakaman.
Nita mengatakan, terakhir kali ia berhubungan anaknya pada Minggu (1/3/2020) malam.
Saat itu, keduanya berinteraksi lewat video call atau panggilan video di ponsel.
Nita mengatakan, anaknya saat sedang ditelpon sedang berada di kamar indekosnya di Bandung.
Dia sedang bersama laki-laki yang merupakan pacarnya.
"Saya minta anak saya pulang karena ada yang perlu dibicarain. Tapi belum bertemu sudah (meninggal)," ujarnya, kepada wartawan termasuk TribunJabar.id, Jumat.
Hal senada juga dikatakan oleh Asep Saeful Pallah (44), pihak keluarga dari Intan.
Dia mengatakan, sebelum meninggal, Intan memang sempat menyewa kamar indekos di Bandung selama tiga pekan.
Diketahui Intan memang sering bertemu dengan pacarnya.
"Betul, dia korban (pembunuhan) yang ditemukan di Lembang, panggilan sehari-harinya Intan," ujar Asep Saeful Pallah.
Kini, Nita masih tak percaya atas apa yang terjadi pada anaknya itu.
Ia mengaku bertanya-tanya, mengapa anaknya bisa tewas secara mengenaskan.
Nita ingin pembunuh putrinya segera ditangkap.
"Anak saya salah apa sampai-sampai pelaku ini tega melakukan perbuatan kejam ini," katanya.
Pertama kali, Nita diberi kabar mengenai Intan oleh keluarganya di Cikarang.
Saat itu dia diminta mengecek, apakah mayat yang ditemukan di perbatasan Bandung-Lembang itu anaknya atau bukan.
"Ada pihak polisi yang konfirmasi dan mengirimkan foto wajahnya meminta saya datang ke sana," ujarnya.
Benar saja, mayat itu ternyata memang anaknya.
Nita mengatakan, sebelumnya pihak keluarga memang sempat mendengar kabar anaknya dikeroyok dan videonya tersebar di grup komunitas motor dan Facebook.
Asep juga mengatakan hal senada, ia mengatakan, Intan memang dikabarkan masuk sebagai anggota salah satu geng motor.
Namun, terkait hal tersebut, pihak keluarga belum bisa memastikan.
"Kabarnya, gara-gara masalah korban memakai jaket anggota geng motor yang lain," ucapnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kapolres Cimahi, AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki mengatakan, korban bukan anggota geng motor.
Ia mengatakan, korban mungkin hanya ikut-ikutan saja.
"Korban ini bukan anggota geng motor, hanya mungkin tergabung saja (hanya ikut-ikutan)," ujar M Yoris Maulana Yusuf Marzuki.
Laporan Wartawan TribunJabar.id Daniel Andreand Damanik, Hilman Kamaludin, dan M Nandri Prilatama.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Fakta Terbaru Kasus Pembunuhan Intan Anjanii Bee, Sejumlah Rekaman CCTV Diperiksa, Begini Hasilnya,