News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengakuan Mengejutkan Tersangka Penyekap yang Mencabuli Siswa SMA: Merasa Diri Bukan Laki-laki

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka Mustofa alias Musdalifa saat dikeler di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020).

Galih Lintartika/Surya.co.id

TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Mustofa (47) alias Musdalifa, warga Kenayan, Sumberagung, Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur seolah-olah tak pernah menyesali perbuatannya meski pernah menculik, menyekap dan mencabuli STN, remaja yang masih duduk di bangku SMA.

Dia bahkan tertawa ceria saat difoto dan direkam oleh media yang hadir dalam jumpa pers di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020) siang.

Tersangka tetap percaya diri. Sepintas, memang gaya dan pembawaannya mirip perempuan, centil dan kemayu sekali.

Baca: Kronologi Terbongkarnya Ulah Nakal Dukun di Nganjuk: Bercak Darah di Celana Dalam Jadi Bukti

Baca: Kronologi Suami Tikam Istri Gegara Status Facebook: Ekspresi Pelaku Tampak Datar Dengar Vonis

Baca: Kronologi Penyekapan dan Pencabulan Siswa SMA di Pasuruan: Dihipnotis Lewat Tepukan di Pundak

Kepada SURYA.co.id, ia mengaku pernah menjadi korban pencabulan.

Ia menyebut, perlakukan pelecehan seksual itu pernah dialaminya di waktu masa kecilnya.

"Saya tidak dendam meski saya pernah dicabuli seorang laki-laki, cuma memang gimana ya, saya tidak suka sama perempuan, saya lebih suka laki-laki," kata pria tersebut.

Dia menceritakan, saat itu, dirinya masih duduk di bangku kelas 4 SD. Ia mengaji di sebuah rumah ustaz yang dipercaya orang tuanya.

"Saya dicabuli di sana, ya itu saya trauma. Saya takut bercerita ke orang tua, saya redam sendiri saja. Sekarang mungkin dia (pelaku) sudah menikah dan punya anak," tambah dia.

Sejak saat itulah, kata dia, rasa menyukai dan mencintai perempuan perlahan sirna.

Ia mengaku mulai menyukai laki-laki dan memulai memakai baju perempuan.

"Saya pernah dihajar sama orang tua saya karena suka dan sering memakai baju perempuan. Saya dimarahi habis-habisan sama bapak saya. Saat kecil, saya tidak bisa berontak dan patuh terhadap orangtua," jelasnya.

Baca: Kronologi Terbongkarnya Ulah Nakal Dukun di Nganjuk: Bercak Darah di Celana Dalam Jadi Bukti

Baca: Kronologi Suami Tikam Istri Gegara Status Facebook: Ekspresi Pelaku Tampak Datar Dengar Vonis

Baca: Kronologi Penyekapan dan Pencabulan Siswa SMA di Pasuruan: Dihipnotis Lewat Tepukan di Pundak

Akan tetapi, ia menyebut, lulus SMA, ia pun memberanikan diri untuk berontak.

Ia lepas dari orang tuannya. Ia kabur dan hidup di Jakarta. Di sanalah, ia merasa kehidupan yang sesungguhnya dimulai.

"Di Jakarta saya setiap hari pakai baju perempuan. Di Jakarta pula, saya mulai melacurkan diri saya. Saya menjajakan diri saya di sebuah tempat prostitusi. Saya sedikit lupa, karena sudah lama tahun 1987 dulu," jelas dia.

Sepulang dari Jakarta, ia mengaku dirinya sudah mulai berubah. Ia merasa dirinya bukan seorang laki-laki tapi perempuan.

Ia lantas menjalani kehidupannya sebagai laki-laki yang kewanitaan.

Bahkan, ia pun memilih untuk tidak menikah. Sebab, ia tidak memiliki rasa cinta terhadap perempuan atau wanita yang mendekatinya.

"Saya lebih suka laki-laki, saya juga sering minta taubat dan sudah berdoa, tapi tetap masih suka laki-laki," paparnya memberi pengakuan.

 

Baca: Kronologi Terbongkarnya Ulah Nakal Dukun di Nganjuk: Bercak Darah di Celana Dalam Jadi Bukti

Baca: Kronologi Suami Tikam Istri Gegara Status Facebook: Ekspresi Pelaku Tampak Datar Dengar Vonis

Baca: Kronologi Penyekapan dan Pencabulan Siswa SMA di Pasuruan: Dihipnotis Lewat Tepukan di Pundak


Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pengakuan Mengejutkan dari Pria Tersangka Predator Pedofilia di Pasuruan: Trauma dan Suka Pria, https://surabaya.tribunnews.com/2020/03/17/pengakuan-mengejutkan-dari-pria-tersangka-predator-pedofilia-di-pasuruan-trauma-dan-suka-pria?page=all.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini