Meski belum ada hasil dari laboratorium, namun pihak rumah sakit tetap menyelenggarakan jenazah sesuai standar Kementerian Kesehatan dan WHO.
Mulai dari memandikan, mengafani hingga menyalatkan jenazah dilakukan di RSUP M Djamil.
Setelah itu, jenazah dibawa ke kampung halaman pasien di Kerinci, Jambi.
Pasien Batuk dan Sesak Nafas
Sebelum meninggal dunia, penumpang dari Malaysia tersebut menunjukkan adanya gejala corona di Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PKSE) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Padang Ildamsyah mengatakan, penumpang tersebut dirujuk ke RSUP M Djamil Padang.
Baca: Cerita Dokter Italia Tangani Corona: Harus Memilih Pasien Mana yang Dirawat atau Dibiarkan Meninggal
Baca: Bodi Memang Mirip, SUV Cerdas Glory i-Auto Banyak Bedanya dari Glory 580: Apa Saja?
Penumpang yang dirujuk tersebut mendarat di BIM sekitar pukul 07.30 WIB.
Dia menjelaskan, sesuai prosedur, KKP melakukan pemindaian suhu tubuh terkait dengan penyebaran Covid-19.
Dikatakannya, petugas KKP dibekali thermal scanner dan thermal gun.
Saat penumpang turun ditunggu dengan alat deteksi tubuh.
"Saat observasi, penumpang mengalami gejala batuk, sesak napas, suhu tubuhnya 36,6 derajat celsius dan kondisinya lemah," jelas Ildamsyah.
Ildamsyah menyebutkan, salah satu alasan dirujuk ke M Djamil ialah kondisinya yang lemah tersebut.
Dia mengatakan, petugas yang dikerahkan saat observasi ada enam orang, dilengkapi dengan APD standar.
Yakni masker laboratorium, kemudian sarung tangan, setelah itu siap dengan HAC (kartu kewaspadaan).