Menurutnya, sang nenek tak pernah mau jika menjadi beban bagi cucu-cucunya.
"Eyang Noto tidak pernah mau membebani anak-cucunya untuk beragam aktifitas beliau," lanjutnya.
Selain rajin ikut acara pengajian, Sudjiatmi juga rajin puasa dan menunaikan salat tahajud.
Ibadah yang dilakukan terus menerus itu ternyata untuk mendoakan agar anak dan cucunya bisa menjadi orang yang berguna.
"Puasa dan shalat tahajudnya tak pernah putus, untuk mendoakan kami semua anak-cucunya, agar menjadi orang yang berguna untuk orang banyak," jelas Gibran.
Baca: Jenazah Ibunda Jokowi Tiba di Masjid Baiturahman untuk Disalatkan
Baca: Doa dan Ucapan Dukacita dari Fadli Zon dan Fahri Hamzah atas Meninggalnya Ibunda Jokowi
Kenangan semasa hidup itulah yang membuat, anak dan cucu Sudjiatmi merasa sangat kehilangan.
Gibran berdoa agar semua amal baik almarhumah neneknya itu bisa diterima Tuhan Yang Maha Esa.
"Kami sangat kehilangan atas kepergian beliau.
Semoga Allah SWT mengampuni semua kesalahan semasa hidup, menerima semua amal baik dan dikaruniakan surga terbaik," ungkap dia.
Ia juga meminta maaf apabila ada kesalahan yang diperbuat oleh almarhumah semasa hidup.
Gibran meminta kepada masyarakat agar mendoakan kepergian neneknya dari rumah saja.
"Kami memintakan maaf atas kekurangan dan kekhilafan almarhumah semasa hidup.
Bukan berarti keluarga melarang, tapi dengan tanpa mengurangi rasa hormat, dan mengikuti kebijakan pemerintah terhadap situasi tanah air, saya menyarankan untuk mendoakan dari rumah saja," imbuh Gibran.
(Tribunnews.com/Nuryanti)