"Erupsi Gunung Merapi terjadi tanggal 27 Maret 2020 pukul 21:46 WIB.
Erupsi tercatat di seismogram dgn amplitudo 40 mm dan durasi 180 detik.
Teramati kolom erupsi setinggi 1.000 m di atas puncak condong ke arah Barat," tulis akun BPPTKG.
Dengan demikian, Gunung Merapi telah erupsi sebanyak empat kali dalam sebulan.
Sebelumnya, gunung yang berada di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah ini sempat erupsi pada Selasa (3/3/2020).
Data yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Yogyakarta melalui akun Twitternya @Pusdalop_diy, erupsi Merapi terjadi pada pukul 05.22 WIB.
Hal itu berdasarkan pengamatan visual Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik.
Dalam pengamatan BPPTKG, tinggi kolom erupsi lebih kurang 6.000 meter dari puncak.
Erupsi ini disertai luncuran awan panas guguran ke arah Kali Gendol dengan jarak maksimal 2 km.
Terkait erupsi Merapi ini, BPBD mengimbau masyarakat tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 km dari Puncak Merapi.
Warga juga diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanis.
Sementara, mengutip TribunJogja.com, laporan kesaksian letusan Merapi datang dari berbagai di lereng gunung via media sosial.
Mulai dari Klaten, Dukun, maupun Selo.
Suratno, warga Selo di lereng utara Merapi dihubungi Tribunjogja.com, mengatakan, kolom material teramati jelas dari tempat tinggalnya.
Situasi normal, aktivitas penduduk berlangsung seperti biasa.
Kata Surat, warga tidak panik.
Bahkan pada erupsi awal Maret lalu, wilayah Surakarta dan sekitarnya diguyur hujan abu.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Daryono)