News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Jangan Sok Kebal, Nongkrong di Kafe, Tahu-tahu Gak Berstatus ODP atau PDP, Langsung Positif Covid-19

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Khofifah (kiri) bersama Kapolda Jatim Irjen pol Luki Hermawan dalam sebuah kesempatan.

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA-- Rapid test on the spot dan kampanye protokol pencegahan Covid-19 terhadap pengunjung cafe dan warung kopi (Warkop) di Surabaya semakin digencarkan oleh Polda Jawa Timur.

Upaya demikian merupakan 'Jemput Bola' yang dilakukan oleh pihaknya yang tergabung dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemprov Jatim.

"Kalau dulu kami hanya melakukan penyuluhan terus melakukan pembubaran dan itu sudah berkali-kali," kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan saat jumpa pers di Gedung Grahadi, Rabu (15/4/2020).

Ia justru menyayangkan jika ada warga Jatim yang tidak mawas diri terhadap paparan Covid-19.

Baca: Luhut Tanya Anies, Kenapa Masih Banyak Warga yang ke Jakarta Saat PSBB

Baca: AC Milan Diharapkan Simon Kjaer Permanenkan Dirinya Agar Tidak Kembali ke Klub Sevilla

Baca: Jose Mourinho di Pecat Manajemen Chelsea Tidak Ada Pemberitahuan Terlebih Dahulu kata Steve Sidwell

Padahal itu yang berpotensi menjangkiti dirinya dengan menutup diri atas gejala fisiologis kesehatan yang ada.

Yang terjadi justru warga tersebut dalam sebuah kasus tertentu, dirinya tidak menyadari jika terpapar Covid-19.

"Tahu-tahu atau ujuk-ujuk, nggak melalui ODP, tidak melalui PDP, langsung naik positif," tuturnya.

Seperti yang sudah dilakukan Sejak Senin (13/4/2020) kemarin hingga Rabu (15/4/2020).

Agenda itu digalakkan oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jatim bersama Anggota Tim Medis RS Bhayangkara Surabaya.

Sekira 200 orang pengunjung di beberapa warkop dan cafe telah diperiksa. Dua orang di antaranya positif Covid-19, berdasarkan metode rapid test on the spot yang dijalani.

Selain itu, Luki juga menyayangkan, jika masih ada anggapan konservatif atau kolot yang menyebut pengidap Covid-19 adalah aib.

Ini mengakibatkan orang yang terpapar Covid-19 merasa rikuh melaporkan gejala kesehatan yang merujuk pada Covid-19 yang dialami.

"Banyak faktor, ya karena mungkin karena dengan adanya kena Corona ini menjadi stigma. Bahwa ini penyakit yang aib," jelasnya.

Termasuk, ia juga menyesalkan bahwa masih ada warga Jatim yang tetap jumawa dengan hasil rapid test on the spot yang hasilnya negatif Covid-19, tapi tetap melakukan kebiasaan nongkrong di area publik.

Apalagi menyepelekan protokol pencegahan Covid-19, mengenai physical distancing.

"Bukan berarti orang yang sudah dapat beraktivitas dan dinyatakan negatif terus dia senang dan kemudian pergi seenaknya nongkrong lagi di mana mana," pungkasnya. (Luhur Pambudi)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Jangan Jumawa, Jangan Nongkrong di Cafe & Warkop, Ujuk-ujuk Positif Covid-19, Imbau Kapolda Jatim

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini