TRIBUNNEWS.COM - Puluhan tenaga medis di RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah, dinyatakan positif corona.
Hal ini diketahui setelah pada Kamis (16/4/2020), jumlah pasien Covid-19 di Jawa Tengah melonjak drastis.
Mengenai puluhan tenaga medis terjangkit corona inipun sudah dibenarkan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pada Kamis.
Dirangkum Tribunnews, berikut ini fakta-fakta puluhan tenaga medis di RSUP Kariadi Semarang positif corona:
1. Ganjar Pranowo membenarkan
Pada Kamis lalu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengungkapkan puluhan tenaga medis RSUP Kariadi Semarang yang positif corona telah menjalani isolasi.
Mengutip Tribun Jateng, mereka menjalani isolasi di Hotel Kesambi Hijau, hotel aset milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Kemarin saya dihubungi Kadinkes (kepala dinas kesehatan) untuk menyiapkan tempat isolasi dan sudah kami sediakan."
"Mereka semua sudah menjalani isolasi."
"Kami akan dukung penuh para pejuang kemanusiaan ini untuk bisa kembali sehat dan dapat melaksanakan tugasnya," ujar Ganjar, melalui keterangan tertulis, Kamis.
Ia menambahkan, pihaknya akan memberikan dukungan penuh kepada puluhan tenaga medis RSUP Kariadi Semarang selama masa isolasi.
Ganjar menyebutkan pihaknya akan berusaha maksimal untuk memberikan serta menyiapkan hal terbaik bagi mereka.
"Mereka sudah berjuang luar biasa, dan saat dilakukan tes, mereka dinyatakan positif."
"Kami akan terus support penuh selama masa isolasi," kata Ganjar.
"Kemarin ada yang minta vitamin, langsung kami kirimkan kepada mereka."
"Kami akan berusaha menyiapkan hal yang terbaik bagi mereka," imbuh dia.
2. Penyebabnya karena pasien tidak jujur
Puluhan tenaga medis RSUP Kariadi Semarang tertular corona dari pasien yang tak jujur soal riwayat mereka.
Dilansir Kompas.com, pasien yang datang berobat tak mengaku mereka bepergian dari daerah zona merah.
Mengenai hal ini, Ganjar Pranowo pun menyesalkan hal tersebut.
Menurutnya, ketidakjujuran bisa membawa bencana bagi siapapun.
"Ini pembelajaran bagi kita bahwa seorang dokter, perawat dan tenaga medis lainnya sangat rentan."
"Edukasi kita perlu ditambah. Mereka terkena Covid-19 dari pasien yang tidak jujur," tutur Ganjar, Jumat (17/4/2020).
Ia pun meminta pada semua pasien yang pernah bepergian dari zona merah untuk jujur kepada tenaga medis.
Tak hanya itu, Ganjar juga meminta RSUP Kariadi Semarang untuk memperketat protokol kesehatan demi melindungi tenaga medis.
"Pasien yang pernah bepergian dari zona merah tolong disampaikan secara jujur kepada dokter."
"Karena ini akan bisa membahayakan tenaga medis. Tapi ini sudah terjadi, mudah-mudahan semua bisa memahami soal ini," kata Ganjar.
"Saya sudah telepon Pak Dirut RSUP Kariadi agar memperbaiki SOP sehingga bisa dicegah. Tata ruang juga di-review sehingga semua akan aman."
"Saya kira dokter mesti aware terutama soal APD. Sampaikan kepada kita, pasti akan dibantu," lanjutnya.
3. Kondisi para tenaga medis
Terkait kondisi puluhan tenaga medis RSUP Kariadi Semarang yang positif corona, Ganjar Pranowo mengungkapkan mereka baik-baik saja.
Dikutip dari Tribun Jateng, Ganjar mengatakan hal ini terlihat dari video yang ia dapatkan.
Dalam video tersebut, kata Ganjar, para tenaga medis tampak ceria dan semangat.
Ia pun mengatakan mereka pasti mengetahui kondisi masing-masing secara medis karena merupakan tenaga kesehatan.
Ganjar pun berharap puluhan tenaga medis positif corona segera diberi kesehatan.
"Kalau saya lihat video mereka ceria dan semangat."
"Mereka dokter, pasti tahu kondisinya masing-masing secara medis. Semoga cepat sehat," ujar Ganjar, Kamis.
4. Rincian tenaga medis RSUP Kariadi Semarang positif corona
Sebelumnya dikabarkan tenaga medis RSUP Kariadi Semarang yang terjangkit corona berjumlah 46 orang.
Namun, Direktur Utama dr Agus Suryanto, meralatnya.
dr Agus mengatakan, tenaga medis yang dinyatakan positif corona ada 34 orang.
"Setelah ditelusuri ternyata ada 2 nama, lalu ada keluarga yang juga ikut diperiksa dalam satu rangkaian."
"Jadi, yang benar adalah 34 pegawai yang positif," terangnya, Jumat, dilansir Tribun Jateng.
Mengenai rinciannya, dr Agus mengungkapkan ada lonjakan paling mencolok dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bedah, yakni sebanyak 15 orang.
"Kemudian Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) ada 24 orang dan yang paling mencolok adalah 15 PPDS bedah."
"Untuk yang nondokter ada 2 fisioterapis, 1 tenaga administrasi, dan 1 tenaga perawat," beber dia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Tribun Jateng/Mamdukh Adi Priyanto/Muhamad Sholekan, Kompas.com/Riska Farasonalia)