Diketahui sebelumnya, Maudy Ayunda sempat bingung memilih kampus sebagai tempat belajarnya karena dinyatakan diterima di dua perguruan tinggi ternama, yakni Harvard atau Stanford.
Pradana melanjutkan ceritanya, terhitung setelah lulus pendidikan S1 nya di University of California Berkeley pada 2019, dirinya mulai melakukan berbagai persiapan untuk menuju kampus impian.
Bukan hanya menyiapkan segala dokumen keperluan untuk mendaftar, namun Pradana juga menimba berbagai pengalaman kerja di sejumlah perusahaan di berbagai negara.
Sebut saja seperti bekerja di biro arsitektur di San Francisco dan bekerja di biro arsitektur di Tokyo, Jepang.
Baca: Viral Wanita Meninggal Setelah 2 Hari Hanya Minum Air Galon, Bantuan Pemkot Datang Setelahnya
"Saya menyiapkan 6 bulan sebelum pendaftaran bukan. Perjalan saya di Amerika ya menjadi satu kesatuan, sebuah journey."
"Bagaimana saya menyiapkan S2 ini. Karena tidak main-main karena susah juga untuk bias masuk ke sana (kampus-kampus ternama, red)," kata Pradana.
Kemudian di akhir tahun 2019, berbagai persyaratan dokumen telah terkumpul.
Di bulan Januari 2020, Pradana mulai mendaftarkan dirinya di kampus-kampus tersebut.
"Lalu di bulan Februari hingga Maret 2020, saya mulai dapat pengumuman."
"Baik secara email, atau ada juga yang telpon saya langsung dari dosen sana," kata Pradana.
Pradana menyebut dari sebelas kampus yang ia mendaftar dirinya, kesemuanya memberikan kabar baik, dengan diterimanya sebagai mahasiswa barunya.
Bahkan ada sejumlah kampus yang secara langsung memberikan bebas biaya pendidikan alias beasiswa kepada Pradana.
"Dengan total jumlah penawaran beasiswa lebih dari Rp12 miliar (total beasiswa dari 7 sekolah, red)," tandasnya.
Ditanya kenapa dirinya mendaftarkan diri kesebelasan kampus berbeda, Pradana memberikan jawabannya.