"Jadi kerugiannya ratusan juta lah. Mungkin tembus miliaran," ungkap Iwan.
Masih menurut Iwan, awal terjadi pandemi virus corona penumpang tersisa 17 persen.
Dengan alasan tetap melayani masyarakat, PO Harapan Jaya masih mengoperasikan 20 persen armadanya.
Meski konsekuensinya perusahaan merugi.
"Kami ini kan bidangnya pelayanan transportasi. Konsekuensinya kami tetap melayani meski kerugi," tuturnya.
Satu-satunya armada yang masih jalan adalah angkutan pengantaran barang atau kurir.
Ada satu unit bus pengantar barang dengan tujuan Jakarta yang beroperasi setiap dua hari.
Selain itu ada dua unit Isuzu Elf yang dioperasikan untuk angkutan barang ke arah Surabaya.
Terkait bantuan untuk awak angkutan, Iwan mengatakan, mereka sudah mendapat bantuan beras dari perusahaan.
Namun bantuan yang dari Dinas Perhubungan Provinsi dan dari Kepolisian masih proses pendataan.
"Sejauh ini masih belum ada realisasi," ujarnya.
Dalam catatan Iwan, jika dalam kondisi normal, saat masuk bulan puasa jumlah penumpang bus antar kota mengalami penurunan.
Namun mendekati Idul Fitri, jumlah penumpang terus bergerak naik hingga 200 persen.
Bahkan bus-bus cadangan pun dikeluarkan untuk mengangkut penumpang.
Namun kini di tengah pandemi virus corona, bayangan keuntungan itu kini tak mungkin diwujudkan.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 280 Bus Harapan Jaya Berhenti Operasi, Ratusan Awak Bus Dirumahkan Sementara,