TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pemerintah telah melarang masyarakat untuk melakukan aktivitas mudik di masa pandemi virus corona atau Covid-19.
Berbagai pihak terkait, seperti kementerian dan aparat kepolisian telah mengaplikasikan larangan tersebut.
Baca: 5 Tahun Terakhir Belum Mudik, Perawat Ini Malah Meninggal karena Virus Corona di Perantauan
Yakni dengan cara menutup Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek, penyekatan di jalur tol dan non tol hingga pembatasan operasional bus AKAP.
Namun, larangan tersebut tak sepenuhnya dipatuhi.
Ada saja yang nekat mudik dengan berbagai cara, seperti yang dilakukan orang-orang ini.
Demi menghindari razia mudik, mereka bersembunyi di bagasi kolong bus.
Kejadian ini terjadi di sebuah terminal di Ciledug Tanggerang, Banten.
Beberapa waktu foto kejadian pemudik bersembunyi di kolong bus itu pun viral.
Seperti yang dibagikan salah satu akun Twitter @akurommy.
Dalam keterangannya disebutkan pemudik nekat hindari razia aparat PSBB.
Selain nekat rupanya pemudik itu peran rela merogok kocek.
Mereka rela membayar ongkos hingga Rp 450 ribu.
“Nekat mudik Meski sudah dilarang oleh pemerintah, mereka nekat mudik. Untuk menghindari razia yang digelar aparat selama PSBB, mereka rela duduk di bagasi bus dengan ongkos Rp450 ribu. Foto diambil oleh sepupunya @saeval di Terminal Bus Ciledug, Jumat (24/4/2020) siang,” tulis akun @akurommy.
Dalam foto tersebut terlihat sejumlah pemudik berada di bagasi di kolong bus.
Mereka rela duduk dan berhimpitan dengan udara yang pengap di dalam bagasi bus tersebut.
Bagasi yang cukup luas itu diisi lima hingga enam orang.
Diketahui bus yang mengangkut penumpang tersebut adalah bus AKAP.
Kejadian dibenarkan adanya oleh Kurnia Lesani Adnan, Pemilik PO SAN.
Kurnia mengatakan peristiwa itu benar adanya dan terjadi di kawansan Ciledug.
"Kejadiannya di Ciledug, tapi bukan terminal resmi.
Sebenarnya begini, bukan busnya saja, tapi penumpangnya yang memang sudah mau mudik.
Artinya kemauan dari penumpang atau masyarakatnya."
Karena takut ada razia jadi penumpang itu mau duduk di dalam bagasi dulu," ujar pria yang akrab disapa Sani, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).
Kurnia menjelaskan bus AKAP bersama penumpangnya itu memang berhasil melewati pos pengawasan.
Namun setelah melewati pos tersebut penumpang kembali menaiki bus dalam kabin.
Lalu mereka pun meneruskan perjalanan hingga ke daerah tujuan.
Menanggapi hal ini, kejadian tersebut diakuinya memang miris.
Kurnia mengatakan bahwa pengawasan yang dilakukan pemerintah belum ketat.
Kolaborasi #MediaLawanCovid19 meluncurkan kampanye dan konten edukasi bersama bertajuk “Jangan Mudik” (Media Lawan Covid-19)
Ia pun tak memungkiri bila masyarakat yang mudik tersebut adalah perantau yang sudah tak bekerja lagi di Jakarta.
"Kalau sudah begitu siapa yang harus disalahkan," ujarnya.
Kurnia pun mengungkapkan kondisi di lapangan bahwa para pemudik itu terlantar.
Menurutnya kebanyakan pemudik sudah tak memiliki pekerjaan di kota.
Oleh sebab itu mereka pun terpaksa dan nekat untuk pulang ke kampung.
Ia pun mengatakan fakta lain di lapangan, bahwa masih ada kendaraan gelap yang beroperasi hingga lolos razia.
Terkait kejadian tersebut, diketahui bus AKAP memang melayani banyak tujuan.
Seperti tujuan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Biasanya mereka membawa penumpang dari Jabodetabek keluar ke beberapa provinsi tersebut.
Namun sejak pelarangan mudik dan pengoperasian bus AKAP pun beralihfungsi menjadi kendaraan mengangkut logistik.
Kebijakan banting setir itu pun dilakukan agar masih tetap beroperasi di tengah PSBB.
Selain itu kebijakan tersebut juga berlaku agar pengusaha bus tak mengangkut para pemudik.
Larangan pemerintah untuk mudik ternyata masih tak menyurutkan para perantau.
Khususnya bagi perantau yang kini kena imbas tak lagi bekerja di kota besar.
Hal ini diambil dari data sudah lebih dari 3 ribu kendaraan putar balik.
Jumlah tersebut hasil operasi selama dua hari terakhir di wilayah Jakarta.
Polisi meminta kendaraan-kendaraan itu memutar balik dan kembali ke Jakarta.
Pemudik yang diminta balik kanan itu juga terlihat di Bandung.
Di antaranya di Gerbang Tol Cileunyi dan Baros, Cimahi.
Para perantau yang nekat mudik terlihat di sejumlah terminal.
Baca: Kim Jong Un, Kakeknya dan Sejarah Kedekatan Korea Utara dengan Indonesia
Salah satunya di Ciledug Tanggerang, Banten.
Padahal, semua moda transportasi termasuk transportasi darat seperti bus juga harus berhenti beroperasi.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul: Demi Hindari Razia Mudik Perantau Ini Sembunyi di Bagasi Kolong Bus hingga Rela Bayar Onkos 450 Ribu