TRIBUNNEWS.COM - Hari kedua Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Surabaya terlihat lengang.
Menurut pantauan Surya Malang, penumpukan kendaraan yang terjadi di Bundaran Waru pada hari pertama PSBB sudah tidak terlihat lagi.
Pada Rabu (29/4/2020) di Bundaran Waru, tim gabungan sudah mengarahkan kendaraan sesuai klasifikasinya.
Di antaranya seperti sepeda motor dan mobil pribadi.
Terlihat, para petugas men-screening motor dengan memilah sesuai pelat nopol, yakni pelat L, pelat W, dan pelat non-L atau W.
Tak hanya pemeriksaan kendaraan saja, petugas juga memeriksa pengendara yang berboncengan.
Screening mobil juga dilakukan dengan rekayasa empat lajur untuk memperlancar kendaraan saat proses screening.
Baca: Ada Mobil Berplat N Selundupkan 4 Orang ke Surabaya di PSBB Hari Kedua
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya, Irvan Wahyudrajad mengatakan screening PSBB Surabaya pada hari kedua relatif lancar.
Menurutnya, satu di antara alasannya adalah sudah banyak warga yang mengerti aturan PSBB.
"Sudah banyak warga yang tahu PSBB Surabaya," kata Irvan.
Selain itu, Irvan mengatakan, lancarnya PSBB Surabaya hari kedua ini juga dipengaruhi penerapan rekayasa.
Irvan mengaku rekayasa dengan memilah kendaraan sesuai klasifikasi tertentu ini mempengaruhi teknis di lapangan.
Solusi kemacetan di Bundaran Waru
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak mengungkapkan pemerintah langsung melakukan evaluasi terkait adanya penumpukan massa di bundaran Waru akibat adanya check point penerapan PSBB, Selasa (28/4/2020) pagi.
Menurut Emil, satu di antara solusi adalah dengan pengaturan jadwal kerja indiustri jadi pilihan pertama.
"Tadi juga sudah pertemuan dengan asosiasi dunia usaha karena kita juga melihat penumpukan ini adalah bagian dari arus lalu lintas yang menuju tempat kerja, maka kita sedang mencari solusinya," ucap Emil, Selasa (28/4/2020).
Kendati demikian, Mantan Bupati Trenggalek ini mengatakan, para pekerja tidak akan dilarang untuk bekerja.
Baca: Aturan Lengkap PSBB Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo: Ada Pemberlakuan Jam Malam dan Sanksi
"Tapi di sisi lain tidak serta merta yang bekerja lantas dilarang."
"Ada aturan mana yang boleh, ada kementerian juga yang menerbitkan aturan di masing-masing sektor," lanjut Emil.
Emil mengaku, ada atau tidak ada check poin pun tetap akan ada penumpukan di Bundaran Waru di hari biasa.
"Check poin memang akan menimbulkan penumpukan yang terkonsentrasi tapi kalau tidak ada."
"Justru akan terjadi konsentrasi massa yang kontradiktif dengan apa yang ingin dicapai selama PSBB," ungkapnya.
13 Titik Check Poin selama PSBB Surabaya :
1. Terminal Benowo (Polsek Pakal).
2. Terminal Osowilangon (Benowo).
3. Exit Tol Masjid Agung (Jambangan).
4. Depan PMK Sier ( Tenggilis Mejoyo).
5. Ex. Pasar Karang Pilang (Karang Pilang).
6. Exit Tol Gunung Sari – Malang (Wiyung).
7. Exit Tol Gunung Sari – Gresik (Wiyung).
8. SP3 Driyorejo lakarsantri (Lakarsantri).
9. Depan Cito Dishub Surabaya (Gayungan).
10. Exit Tol Simo Surabaya (Sukomanunggal).
11. Exit Tol Satelit (Sukomanunggal).
12. Jalan Rungkut Menanggal (Rungkut).
13. Merr Gunung Anyar ( Rungkut).
Hari pertama PSBB Surabaya
Sebelumnya diberitakan, hari pertama PSBB Surabaya, kemacetan panjang terjadi di Bundaran Waru, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Diketahui kemacetan terjadi akibat petugas yang berjaga di perbatasan melakukan screening terhadap warga yang akan masuk ke Surabaya.
Selain itu, kemacetan juga dimungkinkan karena masih ada warga yang belum tahu bahwa Kota Surabaya menerapkan PSBB.
Petugas tegas untuk melakukan pengecekan suhu tubuh terhadap pengendara yang akan masuk ke Surabaya.
Pasalnya, apabila suhu tubuh di atas 38 derajat celsius, mereka akan menjalani rapid test.
Selain itu, masyarakat yang dikenakan screening juga ditanyai kepentingannya masuk ke Surabaya.
Jika tanpa tujuan yang jelas, mereka akan diminta kembali.
(Tribunnews.com/Maliana, Suryamalang.com/Yusron Naufal Putra)