SERAMBINEWS.COM, JAKARTA -- Seorang warga Aceh meninggal dunia setelah terjadi amuk massa di Tangerang, Banten, dikira pelaku curanmor.
Muhammad Basri meninggal terluka akibat kena pukulan dari warga.
Jenazah warga Aceh ini terpaksa dibawa pulang untuk dikebumikan di kampung halaman, melalui jalur darat, pada Sabtu (9/5/2020) dini hari pukul 02.30 WIB.
Jenazah dibawa dengan mobil ambulans, dan diantarkan oleh 15 warga Aceh sampai ke Pelabuhan Merak Banten menggunakan tiga mobil pengiring.
Demikian diinformasikan Nazarullah, Ketua Aliansi Pemuda Aceh Jakarta, kepada Serambinews.com, Sabtu (9/5/2020).
Baca: Liga 1 Berhenti Karena Pandemi, Winger Tira Persikabo Berjualan Dimsum dan Takjil
Baca: Hal Ini Bikin Kiper yang Mirip Virgil van Dijk Betah Berseragam PSIS Semarang
Baca: Pesan Berkelas Pemain Chelsea untuk Juergen Klopp
Nazarullah sendiri ikut mengantarkan sampai ke Pelabuhan Penyeberangan Merak.
"Kami mengiringi ambulance yang membawa jenazah warga Aceh itu, menggunakan tiga mobil sampai Pelabuhan Merak," kata Nazarullah.
Nazarullah mengatakan, pilihan membawa pulang jenazah almarhum Muh Basri melalui jalan darat, karena tidak ada penerbangan ke Medan dan baru ada jadwal penerbangan pada hari Minggu (10/5/2020).
Semula disarankan jenazah dikebumikan di Banten, tapi atas permintaan keluarga, jenazah di bawa pulang ke Aceh Timur.
Almarhum Muhammad Basri adalah penduduk Dusun Pande, Desa Leuce, Peureulak, Aceh Timur.
Menurut Nazarullah, almarhum Muhammad Basri bekerja sebagai sopir di sebuah perusahaan kargo di Tangerang Banten.
Peristiwa amuk masa yang dialami Basri, terjadi pada Jumat (8/5/2020) dinihari di kawasan Jalan Raya Wana Kencana Sektor 12,4 Ciater Tangerang, sekitar pukul 00:21 WIB.
Saat itu, kata Nazarullah, almarhum Basri hendak membeli rokok ke Toko Alfamart yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Ia berjalan kaki sendirian menuju Alfamart.