Istri segera membawa naik dua anak kemenakan berumur 4 dan 10 tahun ke atas kap mobil, sementara Safran segera masuk ke dalam mobil untuk mengidupkan mesin. Sedangkan tiga orang anak Safran berhasil menyelamatkan diri ke atas bantaran sungai.
“Mesin mobil ternyata tak menyala karena cabin sudah penuh air. Saya segera keluar dari pintu samping kanan, kemudian naik ke atas cap untuk memegang istri dan anak-anak yang menjerit minta bantu,” kata Safran.
Mereka berempat sempat bertahan beberapa saat di atas kap mobil, sementara permukaan air sungai semakin tinggi dan siap menenggelamkan mobil di tengah sungai.
Akhirnya, Safran bersama istri dan dua anak kemenakannya terlepas dari atas kap mobil, kemudian diseret arus sungai warna kuning menuju arah jembatan rangka baja lintasan Blangpidie - Cot Manee.
“Saya pegang erat dua anak dan istri. Meskipun muncul dan tenggelam di permukaan air tak saya lepas,” kata Safran menceritakan perjuangannya.
Saat bersamaan, sejumlah warga sudah mendekati sisi tebing sungai arah Desa Meudang Ara dan Desa Seunaloh.
Menyaksikan ada empat orang (dua diantaranya anak-anak masih kecil) yang sedang diseret arus banjir, sejumlah warga Desa Seunaloh dan Desa Meudang Ara, termasuk Keuchik Gampong Seunaloh, Muhammad Isa nekat terjun ke dalam sungai yang sedang meluap untuk memberikan pertolongan.
Beberapa pemuda dari Jalan Manyang, juga tidak pikir panjang lagi terjun dari atas jembatan rangka baja ke dalam sungai yang sedang meluap tersebut guna membantu korban yang hilang timbul di atas permukaan air.
Upaya pertolongan dari warga yang sangat dramatis akhirnya berhasil membantu Safran yang sedang berjuang sekuat tenaga menyelamatkan istri dan dua anak kemenakannya dalam terjangan air.
Sejumlah warga yang nekat mencebur diri ke dalam sungai yang sedang meluap, guna memberi pertolongan akhirnya berhasil mengiring Safran, bersama istri dan dua anak kemenakannya ke tebing sungai sisi Desa Lhueng Asan atau sekitar 150 meter arah bawah jembatan rangka baja.
Lokasi penyelamatan Safran dan anggota keluarganya merupakan lokasi mencuci pakaian ibu-ibu dari Desa Lhueng Asan atau berjarak antara 200 sampai 300 meter dari lokasi kejadian.
Selamat dari kejadian itu, Safran tidak lagi mempedulikan mobil yang sudah tenggelam banjir di dalam sungai di lokasi. Melainkan segera membawa istri dan dua anak kemenakannya ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan.
“Alhamdulillah. Kondisi istri dan anak-anak sehat-sehat,” kata Safran.
Safran merupakan warga asal Desa Keude Siblah Blangpidie, Abdya, sekarang menetap bersama istri dan anak-anaknya di Jalan Letnan Mubin, Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Aceh Barat.