News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lebaran 2020

Perayaan Lebaran di Masa Pandemi Corona, Sosiolog: Maknanya Tak Jauh, Masih Bisa Silaturahmi Virtual

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga memilih baju bekas layak pakai hasil sumbangan di RT 02 RW 04 Kelurahan Jati Padang, Jakarta, Jumat (22/5/2020). Pakaian bekas layak pakai gratis tersebut diperuntukan bagi warga yang membutuhkan karena terdampak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pencegahan Covid-19 di DKI Jakarta yang berimbas pada berkurangnya pendapatan mereka. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Oleh karena itu, Drajat mengatakan beberapa orang rela berjubel membeli baju lebaran karena merasa perayaan lebaran sudah mendarah daging.

Drajat menjelaskan, dalam ilmu sosiologi, tindakan ini disebut tindakan rasional instrumental.

Yaitu tindakan sosial yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar yang terkandung di masyarakat.

"Hal itu seperti tragedi yang sudah biasa, ada rasionalis instrumental yang terkait dengan tujuan dan cara."

"Padahal ketika ada Covid-19, kita tidak bisa melakukan dengan sesuka kita."

"Ini ada larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan," terangnya.

Di tengah pandemi corona ini, lanjut Drajat, perayaan lebaran tidal bisa dilakukan seperti biasa.

Pasalnya, berkumpul dan bersalam-salaman merupakan aktifitas yang bisa menyebarkan mata rantai Covid-19. 

Warga dengan menerapkan physical distancing antre untuk belanja kebutuhan pokok di supermarket Tiptop, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (22/5/2020). Penerapan physical distancing dilakukan pengelola supermarket bagi warga yang berbelanja kebutuhan pokok jelang Lebaran untuk menghindari penyebaran dan penularan COVID-19. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca: Warga Lokal Inggris Soroti Pesan Tetap di Rumah Selama Lebaran

"Ada titik temu, yang satu tindakan yang dikontrol budaya dan menimbulkan resiko budaya misalnya dianggap kualat atau sombong dengan resiko terkena Covid-19 yang dikontrol oleh pemerintah dan aturan kesehatan," ujar Drajat.

Kendati demikian, Drajat menuturkan, makna lebaran di tengah pandemi tidak jauh berbeda dengan makna lebaran seperti biasanya.

Meski ada perubahan nilai, namun masyarakat tetap bisa bersilaturahmi virtual melalui sosial media atau aplikasi video call lainnya.

"Tentu ada perubahan nilai, tetapi maknanya tidak jauh, misalnya orang masih bisa bersilaturahmi melalui WhatsApp atau Zoom," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini