"Sesuai statmen kepala BNPB, mobil laboratorium dioperasikan di daerah-daerah di Jawa Timur yang membutuhkan tes swab," terang Suban, Jumat.
Mengenai alasan mengapa mobil PCR berada di Tulungagung pada Jumat, Suban mengatakan daerah tersebut memiliki jumlah PDP tertinggi kedua di jawa Timur.
Hal itu sesuai analisa kebutuhan yang dilakukam tim rumpun kreatif.
Lebih lanjut, Suban mengungkapkan pihaknya juga sempat mengirim surat pada BNPB tertanggal 11 Mei 2020.
Dalam surat itu, kata Suban, BPBD Jatim meminta 15 unti mesin PCR untuk meningkatkan kapasitas swab pasien terindikasi Covid-19 di Jawa Timur.
"Bahkan, sehari sebelum mobil datang, saya diberi nomor sopir dan tim medis yang ikut di mobil tersebut," ucapnya.
4. Akhir cerita kisruh bantuan mobil BNPB
Mengenai mobil PCR yang membuat Tri Rismaharini marah, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuadi, mengatakan pihaknya akan segera menjadwalkan dua mobil PCR siaga di Surabaya, Sabtu (30/5/2020).
"Besok Insya Allah kami jadwalkan. Sekarang satu mobil masih di Lamongan karena di sana masih banyak pasien. Semoga besok (Sabtu) bisa terlaksana," ujar dr Joni, Jumat malam, dikutip dari Kompas.com.
Mobil tersebut nantinya akan diletakkan di lokasi yang dipilih, yakni RSUD dr Soewandhie, RS Husada Utama, dan Kampung Tangguh di Kecamatan Rungkut.
Lebih lanjut, dr Joni menyebutkan kekisruhan dan saling klaim mobil PCR bantuan BNPB karena adanya miskomunikasi.
"Kemarin sore sebelum mobil diberangkatkan ke Lamongan dan Tulungagung, tim sudah menganalisa tentang kebutuhan PCR. Ada juga dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, namun yang bersangkutan tidak menyampaikan permintaan swab di Surabaya," jelas dia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Ghinan Salman/Achmad Faizal)