News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Viral

Kisah Budi, Guru Honorer di Purworejo, Bertahan dengan Gaji Rp 200 Ribu: Ini Panggilan Jiwa

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yan Budi Nugroho, seorang guru honorer di Purworejo, Jawa Tengah menceritakan suka dukanya menjadi guru honorer (Dokumentasi Yan Budi Nugroho).

TRIBUNNEWS.COM - Yan Budi Nugroho, seorang guru honorer di Purworejo, Jawa Tengah menceritakan suka dukanya menjadi guru honorer.

Meski dengan gaji hanya Rp 200 ribu per bulan, namun, Budi mengaku bersyukur.

"(Dukanya) tentang upah, tapi saya menyikapinya ya karena ini rezekinya yang harus diterima oleh saya dari Allah ya mau gimana lagi," kata Budi kepada Tribunnews.com, Senin (8/6/2020).

Sebelumnya, Budi telah membagikan pengalamannya bertahan hidup ala guru honorer, di akun Twitter pribadinya, @yanbudi18, Sabtu (6/6/2020).

Dalam postingannya itu, Budi menceritakan kisahnya bisa bertahan hidup dengan uang Rp 200 ribu sebulan.

Yan Budi Nugroho, seorang guru honorer di Purworejo, Jawa Tengah menceritakan kisahnya bertahan hidup dengan gaji hanya Rp 200 ribu per bulan (Dokumentasi Yan Budi Nugroho). (Dokumentasi Yan Budi Nugroho)

Bahkan, dari guji itu, Budi masih bisa menyisihkan sebagian untuk tabungan nikah.

Budi juga mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan daftar kebutuhan setiap bulan yang harus dia cukupi dengan gajinya sebagai guru honorer.

"Bensin Rp 40 ribu, jajan Rp 60 ribu, reward anak Rp 30 ribu, makan bakso Rp 30 ribu, belanja ibu Rp 20 ribu, nabung nikah Rp 20 ribu. Rp 200 ribu pas," tulisnya.

Budi mengatakan, honor Rp 200 ribu itu didapatnya sebelum dirinya mendapat insentif dari kabupaten.

Namun, sekarang dirinya dan rekan guru honorer lainnya sudah mendapatkan insentif dari kabupaten sebesar Rp 500 ribu.

Hanya saja, insentif itu tidak pasti turunnya, dan selama masa pandemi ini, Budi menyebut tidak ada insentif bagi dirinya dan tenaga honorer lain.

Pria berusia 28 tahun itu mengatakan, dirinya menulis cuitan itu bukan untuk mencari belas kasihan.

Baca: VIRAL Postingan Suami, Jangan Pernah Bantu Istri, Ini Pentingnya Kesetaraan & Saling Menghargai

Tapi ia hanya ingin membagikan pengalaman pribadinya kepada orang lain agar orang yang membaca cuitannya itu bisa bersyukur atas rezeki yang didapat.

"Tapi ini sebuah pengalaman yang saya pikir penting untuk dibagikan ke orang banyak."

"Karena melihat sekarang ini orang lebih banyak tidak bersyukur, orang lebih banyak kurang, saya ikut prihatin."

"Padahal kami dengan segelintir kemampuan, segelintir tenaga kami masih bisa bertahan dengan uang Ro 200 ribu tersebut," terangnya.

Baca: VIRAL Cara Bertahan Hidup Ala Guru Honorer, Gaji Rp 200 Ribu Bisa Buat Nabung Nikah, Ini Faktanya

Pria yang sudah enam tahun menjadi guru itu memaparkan alasannya tetap bertahan menjadi guru honorer.

Bukan tentang uang atau pendapatan, lanjut dia, tapi lebih kepada perasaan cintanya kepada anak-anak.

"Karena senyum mereka, tingkah laku mereka, cerewetnya mereka itu yang bikin candu buat kami," jelas Budi.

Menurut dia, bekerja sebagai guru merupakan panggilan jiwa sehingga harus memberikan yang terbaik.

Selain itu, dirinya juga ingin berdedikasi untuk negara dengan mencerdaskan generasi penerus.

"Entah bagaimana pun caranya kami berusaha untuk tetap memberikan yang kami bisa."

Baca: VIRAL Lampu Merah di Tuban Dipasangi Garis Jaga Jarak untuk Roda 2 Mirip Starting Grid MotoGP

"Karena anak-anak meruapakan aset yang sangat penting dan tunas bangsa untuk kemajuan negara di masa yang akan datang dan itu sudah tugas dari guru (untuk mendidik)," ungkapnya.

Selain itu, Budi juga mengungkapkan, pengalaman menjadi guru yang mungkin tidak bisa didapatnya dari pekerjaan lain.

Yakni saat dirinya menjadi idola untuk anak-anak didiknya.

Bagaimana tidak? Budi selalu memberikan hadiah kepada anak didiknya.

Baca: Viral Postingan Belajar Mencintai Diri Sendiri, Pengunggah: Orang Gendut Itu Tidak Selamanya Jelek

Hal itu dilakukan Budi agar bisa menarik perhatian anak didik supaya tetap mau untuk belajar dengan semangat.

"Ya satu bungkus permen atau apa, dan itu sangat penting sekali karena ketika mereka menganggap sebagai idolanya, apapun yang kita ajarkan itu pasti mereka akan mau," terangnya.

Budi menyadari, tak semua guru melakukan hal demikian, hal itu tergantung inisiatif dari masing-masing guru.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini