TRIBUNNEWS.COM - Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah SPsi MSi memberikan tanggapan terkait maraknya aksi pengambilan paksa jenazah corona.
Menurutnya, aksi pengambilan paksa jenazah Covid-19 adalah buntut dari stigma negatif soal virus corona.
Stigma negatif pun muncul dari kekeliruan pemahaman masyarakat soal virus corona.
Hudan melanjutkan, satu di antara kejadian itu, adanya beberapa petugas medis yang menjadi korban 'terusir' dari tempat tinggalnya.
Petugas medis yang bisa menjadi sosok pemberi edukasi soal Covid-19, justru diusir karena kekhawatiran tak berdasar dari masyarakat.
"Stigma buruk dan negatif tentang virus itu membuat mereka tidak terbuka."
"Karena terbentuk stigma orang yang terpapar Covid-19 itu negatif."
"Persepsi informasi yang singkat, tidak detail, dan tidak terkonfirmasi juga memperkuat orang yang meninggal karena corona itu negatif bagi keluarga mereka," terang Hudan kepada Tribunnews, Selasa (9/6/2020).
Lebih lanjut, Hudan menyampaikan, mereka yang mengambil paksa jenazah corona itu melibatkan orang panik yang mudah terprovokasi.
"Paniknya itu melibatkan banyak orang, maka semakin banyak pula orang yang menerima informasi tidak tercerna dengan baik kebenarannya."
"Mereka terprovokasi dan mungkin juga mereka bukan orang yang paham betul bagaimana resikonya," ungkap Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bimbingan dan Konseling UMM itu.
Baca: Psikolog Jelaskan Faktor di Balik Maraknya Aksi Pengambilan Paksa Jenazah Corona: Ketidakpahaman
Disamping itu, budaya di Indonesia sangat menghormati jenazah.
Sehingga pemakaman jenazah harus ada perlakuan khusus dari keluarga dan secara keagamaan.
"Mereka terdidik dengan value penghormatan atau keistimewaan terhadap bagaimana memperlakukan jenazah dengan baik," jelasnya.