TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Seorang pria 'divonis'hamil setelah menjalani tes cepat untuk Covid-19.
Hal ini tentu membuat Ariyanto Boik dan keluarganya kebingungan terhadap hasil rapid tes yang diperolehnya.
Kontan saja pria asal Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur ( NTT) dan keluarga besarnya geram dengan hasil tes tersebut.
Keluarga besar Ariyanto Boik pun beramai-ramai mendatangi lokasi karantina Rusun Ne'e, Desa Sanggaoen, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, Ariyanto Boik menjalani karantina setelah dia melakukan perjalanan dari area resiko.
Baca: Update Covid-19 Beijing, 36 Kasus Baru hingga Penutupan Pasar Sejauh 10 Kilometer dari Kluster
Baca: Dokter Cut Aigia Sarankan Cuci Tangan Pakai Sabun, Lebih Efektif Cegah Covid-19
Baca: Cerita Stand Up Komedian Tetap Kreatif dan Peduli di Tengah Pandemi COVID-19
Saat di karantina ini, Ariyanto Boik menjalani rapid test yang digelar rumah sakit setempat.
Namun, begitu hasil rapid test keluar, justeru membuat Ariyanto Boik dan keluarganya geram.
Karena laporan hasil rapid test tersebut dinyatakan Ariyanto Boik reaktif hamil.
"Tadi kami protes dengan hasil ini dan kami langsung ke tempat karantina dan bertemu dengan penanggung jawabnya," ujar kakak kandung Ariyanto Boik, Ferdinan Boik, seperti dikutip dari Kompas.com, melalui sambungan telepon, Sabtu (13/6/2020).
Ferdinan menyebutkan, hasil rapid test itu terasa aneh dan membuat keluarga bingung.
Ferdinan pun mengaku, saat ini masih berada di lokasi karantina dan belum ada jawaban dari pihak pengelola karantina terhadap hasil tersebut.
"Petugas hanya pasrah saja. Katanya silakan lapor saja di mana pun," ujar dia.
Hal senada juga disampaikan keluarga lainnya, Naomi Toulasik, yang menyebut bahwa keluarga meragukan hasil rapid test itu.
Naomi menduga, petugas kesehatan yang menangani pasien orang dalam pemantauan maupun pelaku perjalanan dari area risiko di Rusun Ne'e tidak menjalankan tugas secara baik, sehingga hasil yang dikeluarkan tidak sesuai dengan tujuan pemeriksaannya.