News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Solo 2020

Cerita Bacalon Wawali Kota Solo Tidur Selama 4 Jam Gara-gara Blusukan hingga Baksos

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diah Warih Anjari (kanan) memberikan paket sembako kepada warga Solo

TRIBUNNEWS.COM - Diah Warih Anjari, Bakal Calon Wakil Wali (Bacalon Wawali) Kota Solo, memiliki kebiasaan baru.

Wanita asal Pasar Kliwon, Solo, ini mengaku sering tidur selama 4 jam dalam sehari.

Hal itu dikarenakan padatnya kegiatan yang ia jalani, mulai dari blusukan hingga bakti sosial di tengah pandemi Covid-19.

Tak urung kegiatan positif ia lakukan untuk membantu dan bertemu langsung para warga yang membutuhkan.

Diah Warih Anjari mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal Calon Wakil Wali Kota Solo di DPD PDIP Jateng, Kota Semarang, Rabu (11/12/2019). (istimewa)

Berbagai kegiatan dia lakukan menuju perhelatan Pilkada Solo yang kabarnya digelar Desember mendatang.

Untuk mengisi waktu tersebut, dia yang akrab disapa Diwa menggunakan waktu luangnya membantu sesama.

Baca: Menuju Pilkada Solo, Kabar Achmad Purnomo Mundur hingga Calon Pas Wakil Gibran

Diakuinya sering kali hanya mendapat waktu tidur tak senormal biasanya yakni sekitar 4 ajm.

"Alhamdulilah, setiap hari digunakan untuk ibadah, artinya ibadah bukan hanya salat, puasa saja melainkan masih banyak yang lainnya seperti menjenguk orang sakit, berbagi dengan sesama," jelasnya kepada Tribunnews.com, Senin (22/6/2020).

DIwa melanjutkan merasa senang bisa menyalurkan bantuan zakat, infaq, sedekah dan silaturahmi kepada warga.

"Termasuk berbuat baik, itu semua bagian dari ibadah," papar dia.

Diwa bercerita, kegiatannya untuk berbagi dengan sesama sering dilakukan mulai waktu subuh hingga kembali jelang subuh.

"Selebihnya tidur sekitar 4 jam," ucapnya.

Rincinya, setelah salat subuh ia menuntaskan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga yakni mempersiapkan keperluan keluarga dan kegiatan di rumah lainnya.

Kemudian jelang siang, ia melanjutkan kegiatan bersama timnya yang dinamakan Sahabat Diwa.

Selanjutnya blusukan mengunjungi warga dan menyalurkan bantuan seperti sembako dilakukan, ahkan selama bulan puasa lalu rutin dilakukan sebulan penuh.

Hal itu dilakukan hingga jelang malam hari, dilanjutkan dengan sosialisasi bersama para warga.

Dalam kegiatan itu Diwa ingin mendengar langsung aspirasi warga yang membutuhkan bantuan dan ide inovasi lainnya.

Ditinya pun mengaku senang dan mengucap syukur dapat berbagi dengan warga yang membutuhkan, terlebih di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19.

"Saya bersyukur, dan berniat dengan tulus ingin membantu sesama seterusnya selagi Tuhan memberi kesempatan jiwa raga yang sehat saya akan terus membantu sesama," terang dia yang terdaftar sebagai Bacalon Wawali Kota Solo di Kantor DPD PDIP Jateng.

Politik Kota Solo

Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 termasuk Pilkada Solo sejatinya akan diselenggarakan pada Desember mendatang.

Hal itu dikarenakan situasi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia bahkan dunia.

Menuju pesta demokrasi warga Solo, rekomendasi calon kader dari PDI Perjuangan masih dinanti.

Saat ini memang partai berlambang banteng moncong putih itu belum menentukan 'jagoannya' untuk maju dalam Pikada Solo, meski ada dua kader yang mendaftar yakni Achmad Purnomo wakil DPC PDIP Solo dan Gibran Rakabuming Raka yang mendaftar di DPD PDIP Jateng.

Bicara soal pesaing Gibran, tentu ada nama Achmad Purnomo yang hangat dibincangkan mundur dari Bakal Calon Wali Kota Solo lalu ditolak DPC PDIP Solo.

Namun kemudian siapa calon yang pas untuk menjadi Bakal Calon Wakil Wali Kota Solo? 

Pemimpin Milenial

Heru Cahyono, pengusaha batik di Kampung Batik Laweyan Solo memiliki pilihan yang menurutnya cocok menjadi Bacalon Wawali Kota Solo.

"Sebagai pengusaha, saya akan berikan dukungan kepada pengusaha muda, milenial," kata dia Minggu (14/6/2020).

Baca: Sebulan Penuh Gerakan Sosial Ramadan, Bacalon Wawali Kota Solo Ingin Terus Bantu Wong Cilik

"Sumonggo, masalah wakilnya bisa diambil dari emak-emak atau bapak-bapak."

Lanjutnya, sudah saatnya Kota Solo dipimpin oleh mereka yang muda dan milenial.

Ia menyebut, pemimpin itu kini harus cekatan, trengginas, enerjik, fresh, sigap dan cerdas."

"Mapan dalam usahanya. Kurang apa lagi? Siapa lagi kalau bukan Gibran Rakabuming Raka? Calon Wali Kota Surakarta," jelas dia.

"Sumonggo kalau masalah wakilnya, Mas Gibran lah yang lebih tahu," imbuhnya.

Dikaitkan dengan nama Diah Warih Anjari, yang ingin maju mendampingi Gibran menuju Pilkada Solo, Heru tak berucap banyak kata.

"Sumonggo saja, kita harus menghormati siapapun yang hendak maju mendampingi Mas Gibran. Kita kudu hormati hak hak siapa pun dalam berbangsa dan bernegara," jelas dia.

Dukungan Politikus Senior

Hasan Mulachela, politikus senior asal Solo mengaku salut kepada Diah Warih Anjari dengan segala kiprahnya saat ini.

Selain ramah dan sopan, Diah Warih dikenalnya sebagai sosok pekerja keras.

Bukan hanya itu saja, kegiatan sosialisasi keluar masuk kampung alias blusukan pun dilakukan perempuan asal Pasar Kliwon itu untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan di saat Pandemi Covid-19.

Itulah yang membuat Hasan Mulachela ingin mendukung Diah Warih Anjari jika disandingkan dengan Gibran Rakabuming maju Pilkada Solo.

"Intinya, bukan hanya salut saja dengan yang dilakukan Diah Warih Anjari, kami dukung keberaniannya maju sebagai Calon Wakil Wali Kota Surakarta," papar dia.

Tunggu PDIP, Purnomo Mundur

Namun rekomendasi PDIP seakan ditelan dengan kabar mundurnya Achmad Purnomo dari Bakal Calon Wali Kota Solo.

Belum lama, orang yang saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Solo ini telah mengajukan surat permohonan mundur sebagai Bacawali kepada DPC PDI Perjuangan Kota Solo.

"Saya tidak bersedia kalau maju lewat partai lain," kata Purnomo, Jumat (29/5/2020) dikutip dari TribunSolo.com.

"Saya hanya maju melalui PDI Perjuangan," tegasnya.

Purnomo menjelaskan, langkahnya mundur dari percaturan Pilkada Solo lantaran tak ingin melakukan proses pencalonan di tengah masa pandemi Corona.

Ditambah lagi, pemerintah, DPR, dan KPU RI telah mengetok tanggal pelaksaan Pilkada Serentak 2020, yakni 9 Desember 2020.

"Saya mau mundur ini bukan karena alasan politis, tapi karena alasan hati yang tidak sampai," jelas dia.

"Semata-mata tidak ada alasan lain, jadi tidak mungkin ke arah pindah partai lain," imbuhya.

(Kiri) dan (Kanan) (Kolase Tribunnews (Instagram.com/gibran_rakabuming dan Instagram.com/festival.laweyan))

Meskipun begitu, surat pengundurannya itu ternyata ditolak oleh DPC PDIP Solo.

Alasan kader PDI Perjuangan (PDIP) Solo menolak surat pengunduran Achmad Purnomo dalam Pilkada 2020 karena ada beberapa hal.

Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo mengungkapkan, kader membertimbangkan banyak hal mengapa menolak pengunduran diri Achmad Purnomo yang selama beberapa bulan ini menunggu rekomendasi.

Satu dari sekian alasan di antaranya karena slogan internal partai yaitu '5 Mantap'.

Rudy menjelaskan jika slogan '5 Mantap' berkait dengan harapan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang ingin menjadikan partai berlambang banteng menjadi partai pelopor.

"Mantap ideologi, mantap kader, mantap organisasi, mantap sumber daya manusia, dan mantap program," kata Rudy kepada TribunSolo.com, pada Selasa (9/6/2020).

(Tribunnews.com/ Chrysnha)(TribunSolo.com/ Adi Surya, Ryantono Puji)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini