"Untuk kedepan dan keaman, rumah dinas yang di huni akan di lihat dari keamanannya, selayaknya dekat dengan pemukiman masyarakat atau yang berdiam di rumah dinas sebaiknya ada lebih dari 1 orang," ungkapnya.
"Selain sisi keamanan, selayaknya moralitas dan prilaku orang orang yang bersikap seperti "predator sex" dapat di identifikasi sejak awal, sehingga tidak terbuka ruang bagi orang-oranh seperti ini untuk melakukan aksinya," tuturnya.
Untuk itu, ia menghimbau kepada seluruh tenaga kesehatan di Kabupaten Sambas khususnya yang tinggal di pelosok-pelosok Kabupaten agar bisa berhati-hati.
Dan bisa berkoordinasi lebih giat dengan para pimpinan, dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas.
"Imbauan kepada bidan-bidan atau tenaga kesehatan yang ada di pelosok-pelosok yang saat ini bekerja untuk sebuah pengabdian."
"Jika ada indikasi penyerangan atau perbuatan yang mengarah kepada penyerangan sexual atau perundungan dan pelecehan agar melapor pada atasannya atau ke dinas yang melakukan penanganannya," tuturnya.
Bahkan lebih dari itu, Wakil Bupati Sambas itu juga siap menerima langsung pengaduan dari para bidan di Sambas.
"Atau langsung ke saya juga oke," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul "KISAH Malang Bidan Muda PNS di Pedalaman Sambas, Didatangi Pria ke Polindes dan Nyaris Diperkosa"