"Kalau kita pikirkan harta, engak ada harta saya, enggak ada apa-apa," sambungnya
"Mungkin dia itu ingin menuntut ilmu hitam, itulah kira-kira," pungkasnya.
"Kami awalnya dengar semalam pas hari Minggu jam 10 setelah polisi datang pas heboh-hebohnya baru terkejut ada apa. Kalau tidak ada polisi datang kami tidak tau ada apa, rupanya ada ditemukan mayat," tutur ibu berbaju biru ini.
Ria menuturkan bahwa tersangka bersama istri dan dua anaknya baru pindah 3 bulan terakhir dan mengontrak rumah di rumah rekannya bernama Udin.
"Dia sudah tiga bulan disini setelah Hari Raya, dia numpang di rumah Pak Udin. Pak Udin itu satu rekan kerjanya," tuturnya.
Ia menyebutkan bahwa dirinya yang juga masih berada dekat dengan TKP pembunuhan di rumah tersangka Rahmadsyah tak ada mendengar suara apapun .
"Sebelah rumahnya saja kami enggak tahu, kami yakin tengah malam itu pasti dibunuh, kekmana lah caranya bisa nggak ada bersuara, kekmanalah caranya bisa bunuh sekali dua," ungkapnya.
Ria menegaskan bahwa apabila dirinya bersama warga mendengar ada teriakan maka akan segera menolong kedua anak tersebut.
"Kami tidak ada dengar apa-apa suara nangis, kalau ada kami tau ada suara pijak-pijak itu bapaknya," tuturnya.
Terakhir ia menjelaskan bahwa di daerah tersebut belum ada kejadian seperti ini sebelumnya.
"Kami disini aman-aman saja, enggak pernah ada kejadian. Baru inilah kejadian, kami juga bingung gimana cara ngeluarin anaknya itu berdua," tegasnya.
Amatan Tri bun, rumah pelaku Rahmadsyah (30) bersama istrinya Fahtulazanah ternyata tinggal di dekat lokasi pembuangan di dalam parit dan sudut lorong gedung Sekolah Global Prima.
Trik Polisi Alihkan Massa
Sementara itu, proses prarekonstruksi ini nyaris batal karena ramainya warga yang memadati lokasi.