Laporan Wartawan Tribunnews.com, Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Wali Kota Depok, KH Mohammad Idris memaksimalkan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Depok untuk menyisir jumlah posisi ODP (Orang dalam Pengawasan), OTG (Orang Tanpa Gejala), dan PDP (Pasien dalam Pengawasan) yang terdaftar di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Depok.
Itu dilakukan agar Pemkot Depok dapat bergerak cepat memutus penyebaran virus korona (Covid-19) di wilayahnya.
Sampai Selasa (23/6/2020), tercatat ada penambahan 10 kasus positif Covid-19, sehingga totalnya mencapai 728 kasus positif.
Jumlah kasus penambahan itu memang lebih kecil ketimbang sehari sebelumnya, Senin (22/6/2020) yang mencapai 12 kasus positif.
Namun, Idris akan terus berikhtiar menekan laju penyebaran virus lewat pemaksimalan Labkesda.
Baca: Sambil Diantar Orangtua, Anak Buah John Kei Serahkan Diri ke Polres Depok
"Alhamdulillah dua pekan yang lalu, kami mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk pelaksanaan Swab PCR (Polymerase Chain Reaction) di Labkesda milik pemerintah Kota Depok. Bahkan, sejak pekan kemarin kami juga sudah mulai lakukan pelaksanaan Swab PCR di sana. Itu ikhtiar kami untuk menekan penyebaran Covid-19," ujar Idris yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Depok.
Dengan Labkesda, Pemkot Depok kini dapat lebih cepat mengetahui hasil pemeriksaan Rapid Test dan Sweb PCR. Pemerintah hanya butuh waktu 5 hingga 24 jam untuk mengetahui posisi ODP, OTG, PDP aktif dan non reaktif, dan itu akan mempermudah pemerintah menekan penyebaran Covid-19.
“Hingga saat ini kami bisa melaksanakan pelaksanaan 90-100 sampel dengan waktu yang relatif lebih cepat karena ini memang khusus untuk warga Depok. Dengan menyisir seperti ini akan lebih nyata posisi berapa besar OTG, ODP, dan PDP. Nanti Selanjutnya yang kita utamakan adalah hasil rapid test yang reaktif," tutur Idris.
Baca: Rentan Terjangkit Virus Corona, Apa Tanda-tanda Orang yang Memiliki Daya Tahan Tubuh Lemah?
Sebelum Labkesda terbentuk, Pemkot sudah bekerja sama dengan RS Universitas Indonesia dan RS Bhayangkara Brimbo untuk pelaksanaan rapid test dan Swab PCR.
Sepertinya halnya Labkesda yang berada di kawasan Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Depok, kedua rumah sakit rujukan itu juga mampu melakukan 90-100 tes setiap harinya.
Alhasil, dengan tiga lokasi rujukan itu, Pemkot Depok mampu melakukan 300 tes setiap harinya atau 2.100 tes dalam sepekan.
Jumlah itu tentu saja sudah melampaui badan kesehatan dunia (WHO) yang menargetkan 1.000 tes dalam sepekan untuk satu wilayah.
"Yang jelas, hingga saat ini Pemkot Depok sudah melakukan lebih dari 20.000 rapid tes. Jumlah itu juga sudah melampaui target Pemkot sebelumnya yang 13.000 tes," katanya.
Baca: Fahri Hamzah: Dulu Kalau Ketemu Orang yang Bersin Kita Mendoakan, Sekarang Lari Tunggang-langgang
Namun, Idris akan terus melakukan tes-tes tersebut, khususnya di tempat publik atau bagi petugas dan aparat yang sering berinteraksi langsung dengan orang banyak.
Bahkan, Pemkot juga akan melakukan tes kepada orang-orang yang melakukan perjalanan balik seperti para santri yang akan kembali ke pondok pesantren tempat mereka menuntut ilmu.
Terkait pelaksanaan rapid test untuk warga Depok sebetulnya sudah dilakukan sejak lama.
Bagi PDP dan ODP yang tidak sakit atau OTG, Pemkot Depok telah meminta mereka datang langsung ke tempat-tempat pemeriksaan yang diselenggarakan oleh pemerintah kota dan penyelenggaraan negara lainnya seperti BIN dan Kemensos.
Namun, bagi PDP yang punya gejala sekait berat, proses Swab langsung difasilitasi tim Gugus Tugas.
“Kami datang ke rumah mereka masing-masing. Kami antar jemput. Dan, bagi yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19, maka akan dijemput untuk dibawa ke rumah sakit demi mendapatkan perawatan lebih baik, sekaligus mengurangi risiko penyebaran kepada keluarganya. Karena itu, dbutuhkah kesadaran semua agar kita bisa bersama-sama menekan penyebaran virus tersebut," papar Idris.