TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Papua memiliki kemampuan setara dengan masyarakat lain asalkan mendapat kesempatan yang sama.
Apalagi saat ini pemerintah juga terus membangun sumber daya manusia melalui berbagai jalur, baik pendidikan, pelatihan juga mengirimkan anak-anak muda Papua berbakat menimba ilmu baik ke luar Papua maupun ke luar negeri.
Meki Nawipa, Bupati Kabupaten Paniai menyampaikan, Gubernur Papua telah mengirimkan pemuda Papua terbaik untuk belajar, sehingga ketika kembali mampu membangun Papua, juga Indonesia.
“Ada banyak anak muda Papua yang sekolah di Rusia Eropa Amerika hingga New Zeland, kami bekerja dari hulu ke hilir. Bicara pendidikan tidak semata pintar dan bodoh, namun juga menghasilkan SDM jujur, mampu dipercaya, kami berusaha merangkum menjadi satu. Membangun karakter yang bisa ditunjukan Indonesia, karena Papua mampu memimpin,” ujar Meki Nawipa, dalam Diskusi dengan tema, Kepemimpinan Papua Dalam Membangun Indonesia dilansir Kontan, Selasa (30/6).
Baca: Political Will Jokowi Kepada Papua Perlu Didukung Iklim Demokrasi yang Baik
Ditegaskan Meki, kesempatan untuk berkontribusi kepada Indonesia selalu terbuka, asalkan anak-anak Papua memakai kesempatan itu untuk mendorong diri sendiri menjadi lebih baik.
Karena itu pemerintah daerah terus-menerus mendorong peningkatan SDM.
Paling dekat, menurut Meki, akan memberangkatkan 10 anak muda Papua belajar ke Amerika.
Bagi dia, akan menjadi kebanggaan warga Papua mampu berprestasi, baik di luar negeri, di Jakarta, maupun di mana saja. Kembali tidak kembali ke Papua tidak masalah asalkan berkontribusi positif.
Ia bercerita, ketika berkarier tidak akan pernah keluar dari tempat ia bekerja, sebelum memberi kesempatan untuk anak-anak Papua lain untuk masuk.
Ia mengajak anak-anak muda Papua juga anak muda Indonesia lain, dalam memimpin, tidak harus menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun bisa menjadi pengusaha. Karena itu, ia pun memberi bantuan dukungan permodalan kepada anak muda Papua di daerahnya yang ingin berusaha. Apalagi pada tahun depan ia ingin menjadikan Paniai menjadi sentra kopi.
“Memaksimalkan potensi daerah, masyarakat sejahtera pemerintah maju,” katanya.
Ditegaskan Meki, persepsi negatif tertentu ke warga Papua, sejatinya tidak tepat. Ia mengajak semua pihak untuk melihat secara utuh. Bahkan, persepsi negatif itu harus dilawan dengan prestasi. Ia bercerita, ketika kuliah di luar negeri, belajar sampai 13 jam.
Karena itu, jangan pernah merasa kecil hati, apalagi orang Papua sangat practical, bisa lebih baik dari yang lain. “Warga Papua punya kemampuan, yang penting jangan dipolitisir saya yakin anak muda Papua mampu sukses, jangan selalu down,” ujarnya.
J.R Mansoben Akademisi Universitas Cendrawasih menambahkan, dari berbagi riset dan literatur, anak-anak muda Papua sesungguhnya sangat mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi apapun.
Kemudian juga mampu meningkatkan kemampuan secara cepat, sehingga akan mampu memimpin setiap lingkungan.
“Itu sudah menjadi sifat dasar sehingga tidak boleh ada keraguan, berikan kesempatan kepada pemuda Papua, dalam bidang apa saja, karena bisa beradaptasi, dan mampu memimpin,” ujar Mansoben.
Karena itu, perlu dukungan sistem pendidikan yang bagus dan mampu dirasakan semua di Papua, agar segala potensi dapat dikeluarkan sehingga bersama-sama mampu membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Benediktus Papa, Ketua Presidium PP PMKRI 2020-2022, dalam kesempatan diskusi menyampaikan, semangat anak muda Papua sangat besar, juga mampu bersaing, hanya saja seringkali kemampuan itu tidak sejalan dengan kesempatan yang tersedia.
Hal ini terutama ketika kembali ke Papua. Karena itu, ia mendorong agar otonomi khusus benar-benar mampu memberi ruang yang besar kepada SDM Papua. Kesan bahwa apatis terhadap anak muda Papua sangat tidak tepat, karena sejatinya sangat tinggi keinginan untuk membangun memimpin.
“Semangat kawan-kawan pemuda Papua sangat tinggi, dikesankan apatis padahal di lapangan semangat mereka tinggi membangun, namun ada stigma sehingga hilang kepercayaan diri ketika bertarung di daerah, ini masih jadi persoalan untuk di evaluasi, diperbaiki,”jelasnya.
Rudolf Yanto Basna, Anggota Timnas RI yang kini bermain di liga Thailand menjadi bukti bahwa anak muda Papua mampu berkarir di mana pun memimpin dalam bidang apapun. Ia bercerita, mimpi bermain bola di luar negeri dengan tekad besar bahwa ia mampu, memiliki kemampuan yang sama dengan pemain bola lain.
Juga, bagaimana berkarir membawa nama baik Indonesia dan Papua. Ia juga ingin Papua agar lebih di kenal di dunia internasional. Karena itu, ia mengajak anak muda Papua, untuk merawat mimpi, mengambil kesempatan, lalu belajar dengan cepat. Ia pun pasang target untuk bisa bermain di Liga Jepang.
“Saya mau maju berkarir, apa yang rasa pahit saya telan, saya belajar dari Youtube melihat video mereka untuk bisa adaptasi, ini saya lakukan untuk generasi Papua selanjutnya. Untuk membuka mindset bahwa dunia luas,” ucapnya.
Martha Astin Itaar, Pilot Perempuan Papua yang mendapatkan kesempatan beasiswa di New Zaeland juga sepakat bahwa anak muda Papua mampu memimpin berkontribusi di segala bidang. Selama ia berkarir, tidak pernah mengalami isu rasialis. Menurut dia, salah satu tantangan Papua saat ini agar bisa lebih dikenal dunia, dengan persepsi positif, seperti dimiliki Bali.
Sebagai bagian dari Indonesia, Papua memiliki banyak potensi dan kelebihan, karena itu semua pihak, kata Martha, harus bersatu mempromosikan apa yang unggul sehingga semua orang cepat ingat, seperti orang Indonesia dan orang luar negeri, mengenal Bali.
Ia berharap, anak-anak muda yang belajar di luar negeri, tetap menjaga jati diri, tidak mudah dipengaruhi isu-isu, komitmen untuk belajar, dan bisa kembali membangun Papua setelah menimba ilmu.
“Fokus harus yakin bahwa kita ini yang menentukan masa depan Papua, itu yang harus tertanam,” tegasnya.
Artikel Ini Sudah Tayang di Kontan.co.id dengan judul "Kualitas SDM Papua tak boleh dipandang sebelah mata "