TRIBUNNEWS.COM - Penyebutan Kota Solo sebagai zona hitam penyebaran Covid-19 membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo angkat bicara.
Ganjar mengaku geram dengan adanya sebutan zona hitam bagi Kota Solo.
Pasalnya, penyebutan Kota Solo sebagai zona hitam itu dianggapnya tidak berdasar.
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menilai, penyebutan tersebut sengaja disampaikan oleh orang-orang yang tidak suka dengan Solo.
"Zona hitam ki jarene sopo to? (Zona hitam itu katanya siapa sih?) Yang ngomong siapa?"
"Mungkin pengamat atau lagi benci? Kok banyak yang bilang zona hitam. Mungkin yang hitam itu bajumu!" ujar Ganjar, seperti dilansir Kompas.com.
Diketahui, Kota Solo sempat disebut masuk zona hitam menyusul lonjakan kasus positif Covid-19.
Lonjakan tersebut terjadi menyusul ditemukannya 25 tenaga medis yang terpapar Covid-19 di RSUD Moewardi Solo.
Para tenaga medis tersebut diketahui merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang sebagian besar orang tanpa gejala (OTG) dan telah menjalani karantina.
Baca: Ganjar Pranowo Tak Terima Kota Solo Disebut Zona Hitam Covid-19, Akui Heran: Yang Hitam Itu Bajumu!
Kendati demikian, Ganjar menegaskan, lonjakan kasus tersebut tidak lantas membuat Kota Solo dikategorikan sebagai zona hitam penyebaran Covid-19.
"Kan sudah kita kontrol, dari Moewardi dan UNS sudah kita lakukan 3T, kok masih banyak yang bilang zona hitam?" kata Ganjar.
Wali Kota Sola Beri Klarifikasi
Diberitakan TribunSolo.com, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo meralat status zona kasus Covid-19 di Kota Solo.
"Solo bukan zona hitam, zonanya oranye agak kemerah-merahan," kata Rudy.