TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pusat Pengendali Operasi BNPB masih memonitor genangan banjir di wilayah pemukiman Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara hingga Selasa sore (21/7).
Pantuan BPBD setempat mencatat tinggi genangan air bervariasi hingga 2,3 meter, atau terjadi penurunan 10 cm.
Meskipun terjadi genangan di pemukiman, hasil pantauan di Bendung Wawotobi menunjukkan status normal. Hingga kini (21/7), sebanyak 1.154 KK atau 4.046 jiwa masih mengungsi.
Pemerintah daerah telah mendistribusikan bantuan obat-obatan dan pelayanan dasar para penyintas. Pusdalops BNPB mendapatkan informasi kebutuhan mendesak antara lain, air mineral, makanan balita, selimut, obat-obatan, pakaian dan pakaian dalam dewasa dan balita, sarung, tikar, permakanan, dan kelambu.
Baca: Empat Jenazah Perempuan Korban Banjir Bandang Luwu Utara Belum Bisa Diindentifikasi
Banjir yang terjadi pada Rabu lalu (15/7), pukul 05.15 waktu setempat, mengakibatkan sejumlah kecamatan terdampak.
BPBD Kabupaten Konawe mendata 13 kecamatan tergenang, ribuan rumah dan sawah terendam. Banjir juga mengakibatkan 3 jembatan terputus.
Baca: Banjir Bandang Genangi India dan Nepal: 189 Orang Tewas dan 4 Juta Orang Kehilangan Tempat Tinggal
Ketiga belas kecamatan terdampak yakni Pondidaha, Wonggeduku, Lambuya, Tongauna Utara, Abuki, Bondoala, Puriala, Tongauna, Pandangguni, Anggaberi, Routa, Anggotoa, dan Morosi. Sedangkan dampak kerusakan lain, banjir juga mengakibatkan 1.981 rumah dan 17.800 hektar sawah terendam serta 94 unit sarana umum lain terdampak.
Fenomena kejadian hidrometeorologi ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi selama 7 hari dan mengakibatkan debit sungai Konaweha meluap.